SuaraKalbar.id - Ritual sarat makna dijalani warga Desa Padang, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Ritual tersebut bernama Semah Laut.
Semah laut bak menjadi sebuah tradisi yang digelar setiap tahun oleh warga Kepulauan Karimata. Tujuannya yakni untuk menjaga kelestarian alam sekaligus sebagai tanda syukur kepada Sang Pencipta.
Semah Laut dilakukan dengan memberi sesajen kepada 'penunggu' laut ini dipercayai bisa menolak marabahaya dan dapat memberi keberkahan bagi masyarakat di sana. Namun, ada pantangan yang harus ditaati.
SuaraKalbar.id sempat mengikuti rangkaian ritual Semah Laut ini. Mulai dari persiapan, tarian hantu, mengarungi jong (perahu/kapal kecil), perang, hingga selesai ritual. Bahkan, juga ikut mentaati pantangan selama berada di sana.
"Ini tradisi budaya masyarakat Desa Padang sudah ada sejak moyang buyut kami," ungkap Saputra, orang yang dipercayai sebagai dukun darat Desa Padang, belum lama ini.
Saputra adalah generasi kedua. Ia mendapat panggilan jiwa untuk meneruskan posisi ayahnya sebagai dukun darat. Saputra sendiri sudah 12 tahun menjadi dukun darat di sana.
"Jadi kata kami di sini, tradisi Semah Laut untuk buang setan atau hantu. Supaya pencarian kita di laut dan darat, hasilnya bagus. Memang di laut kita banyak hasil, tapi setelah Semah Laut, penghasilan tambah meningkat," jelasnya.
Semah Laut, digelar setiap tanggal 4 April. Ini sudah menjadi adat dan budaya di sana sejak puluhan tahun silam. Tidak bisa dibuang atau ditinggalkan, karena sudah turun temurun dari orang tua hingga ke cicit.
"Harus dilaksanakan tanggal itu juga, tidak bisa diubah-ubah lagi," katanya.
Baca Juga: Dinkes Sleman Imbau Warga Gelar Tradisi Padusan di Rumah Saja
Dalam pelaksanaan Semah Laut ini, persiapannya dimulai dari 1 April. Sama seperti tahun 2021 ini dan tahun-tahun sebelumnya. Sejak itu, dukun darat maupun laut sudah membuat perangkat yang akan digunakan saat hari H. Seperti membuat balai (replika rumah) dan jong.
"Kami dari tanggal 1 April mulai membuat papan untuk balai. Balai ini menunjukkan semangat semah kampung, kalau tidak ada ini tidak ada semah kampung. Kemudian membuat perahu atau jong yang akan diarungkan," jelasnya.
Sementara berdasarkan KBBI, semah adalah sajian (berupa makanan, kepala kerbau dan sebagainya) yang diberikan kepada orang halus (roh jahat) dengan berbagai-bagai maksud.
Di Desa Padang, balai yang dibuat Saputra ini bentuknya seperti rumah. Ukurannya sekira satu meter persegi. Di dalamnya terdapat nasi berbentuk pocong, ketan berbagai warna, lilin, kemenyan, telur, sirih, rokok, bahan makanan berbentuk atau disebut lempeng dan lainnya.
"Pemberian lempeng dalam balai ini sebagai upaya kita agar tidak ada lagi penyakitnya. Kalau nasi supaya kampung itu bagus dan alamnya juga bagus," terangnya.
Pada intinya, pelaksanaan Semah Laut ini untuk menjaga kampung di darat maupun di laut agar terhindar dari hal-hal gaib.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Cara Memilih Warna Lipstik Sesuai Undertone Kulit agar Wajah Tampak Cerah
-
Pilihan Bedak Wardah untuk Kulit Sawo Matang agar Wajah Natural dan Tidak Abu-Abu
-
Harga Cabai Rawit di Sambas Makin Pedas, Pasokan Menipis Jadi Penyebab Utama
-
Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
-
4 Sunscreen Remaja Terbaik, Aman dan Ramah Uang Jajan