Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 19 April 2021 | 14:11 WIB
Angkutan umum di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (dok.kanalkalimantan.com)

SuaraKalbar.id - Aturan larangan mudik saat Idul Fitri 2021 yang telah dikeluarkan oleh pemerintah meninggalkan kegelisahan bagi sopir angkutan umum di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Para sopir angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) berharap agar larangan tersebut bisa dicabut. Pasalnya berdampak pada kehidupan mereka.

Terlebih selama pandemi Covid-19, penumpang sepi hingga membuat penghasilan para sopir turun drastis.

Muri seorang sopir AKDP trayek Hulu Sungai-Banjarmasin mengaku sedih dengan keadaan dia dan teman-teman lainnya.

Baca Juga: Menkes Budi Tak Yakin Larangan Mudik Lebaran Berhasil 100 Persen

Menurutnya, kondisi pandemi Covid-19 saat ini sudah hampir mematahkan semangat mereka.

“Pokoknya sekarang itu sakit, apalagi ini bulan Ramadhan. Tunggu satu atau dua jam lagi belum tentu ada penumpang,” tutur Muri kepada kanalkalimantan.com (jaringan Suara.com)

Muri berharap pemerintah daerah dapat memperhatikan keadaan dirinya dan rekan-rekan sesama sopir angkutan umum. Dia bilang, pandemi saja sudah cukup membuat para mengerutkan dahi.

Oleh sebab itu, dia sangat berharap aturan larangan mudik bisa dicabut supaya bisa tetap menyambung hidup.

“Jangan ada lah larangan mudik lebaran itu di sini, kasihani kami juga, sekarang saja sudah susah,”

Baca Juga: Meski Dilarang, Rocky Gerung Prediksi Mudik Besar-besaran Akan Terjadi Lagi

Sementara itu, seorang sopir lain bernama Ipan mengaku sejak pandemi pendapatannya minim karena penumpang menurun.

Kendati dia tetap berangkat kerja setiap pagi pukul 06.00 untuk mencari nafkah. Namun hingga siang belum mendapat penumpang.

Menurut Ipan, kondisi saat ini berbeda jauh ketika sebelum ada pandemi Covid-19 karena pendapatannya hilang sampai 75 persen.

“Jauh berbeda hampir 75 persen hilangnya, biasanya dalam satu minggu itu bisa sampai 5 kali, kalau sekarang paling banyak 2 kali keberangkatan. Kami banyak liburnya di rumah,” keluhnya.

Ipan mengkhawatirkan larangan mudik lebaran dari pemerintah akan kembali berpengaruh pada penurunan pendapatan.

Ia khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan anak istri di rumah.

“Kita kan ada keluarga, ada anak, tolong pemerintah harusnya dipertimbangkan hal tersebut, intinya kan di rumah perlu makan,” ucap Ipan.

Untuk itu, Ipan berharap tidak perlu ada larangan mudik apalagi kalau masih dalam lingkup yang kecil, seperti antar kota.

“Kalau di daerah kita ya jangan juga lah yang begitu, kasihan kami. Itu kan dampaknya pasti sampai ke kami,” ujar Ipan.

Load More