Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Sabtu, 15 Mei 2021 | 10:01 WIB
Pengunjuk rasa menari saat protes anti-pemerintah menuntut mengakhiri kekerasan polisi, memberi bantuan ekonomi saat pandemi COVID-19 mengurangi pendapatan, dan penarikan reformasi kesehatan, di Cali, Kolombia, Rabu (12/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Juan B Diaz/hp/cfo.

SuaraKalbar.id - Ruang perawatan intensif (ICU) hampir penuh di kota-kota besar Kolombia. Kematian yang dikonfirmasi akibat COVID-19 di Kolombia melampaui 80.000 pada Jumat (14/5), di mana kerumunan besar telah berkumpul selama berminggu-minggu untuk protes anti pemerintah.

Hal tersebut kembali menjadi penanda bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Sebelumnya, demonstrasi terjadi di Kolombia, awalnya menyerukan untuk menentang reformasi pajak yang sekarang dibatalkan tetapi telah meluas untuk mengatasi ketidaksetaraan dan kebrutalan polisi. Pihak berwenang mengingatkan terkait potensi akan memperpanjang gelombang ketiga epidemi yang sudah menghancurkan.

Wali kota Bogota menggemakan peringatan itu, mengatakan ibu kota pada Kamis (13/5) melaporkan jumlah kasus baru COVID-19 tertinggi kedua dan jumlah kematian tertinggi sejak pandemi dimulai.

Baca Juga: Di Negara Ini Ruang ICU Hampir Penuh, Kematian Kasus Covid-19 Capai 80 Ribu

"Saya tidak tahu harus berkata apa lagi, memperingatkan, memohon, memohon," kata Claudia Lopez dalam pesan Twitter Kamis malam yang mendesak orang-orang untuk tetap berpegang pada aturan jarak sosial.

Pada Jumat dia mengumumkan bahwa dia terinfeksi dan akan mengisolasi diri.

Demonstran telah berbaris di seluruh Kolombia sejak 28 April, sekitar waktu kematian harian nasional mencapai rekor 505. Kematian rata-rata berkisar sekitar 470 per hari dan pada Jumat jumlah korban kumulatif mencapai 80.250.

Tekanan pada ICU di ibu kota "mengkhawatirkan," kata pemerintah Kamis malam, menambahkan pasien akan dipindahkan melalui angkutan udara ke kota-kota lain.

Hunian ICU untuk pasien COVID-19 di Bogota mencapai 94%, menurut otoritas setempat. Di Medellin dan Cali, tingkat huniannya masing-masing 99% dan 95%.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Lingga Bertambah 49 Kasus saat Idul Fitri

Pakar kesehatan mengatakan mereka menghormati hak masyarakat untuk melakukan protes, tetapi memperingatkan kelompok besar tidak dapat terus berkumpul.

"Kami tidak bisa terus seperti ini," Andrea Ramirez, seorang ahli epidemiologi di Universidad de los Andes, Bogota, mengatakan kepada Reuters.

"Kami sekarang berbicara tentang situasi yang hampir hidup atau mati, karena saat ini jika orang sakit dan membutuhkan ICU, mereka tidak akan menemukannya." (Antara)

Load More