SuaraKalbar.id - Asal usul Suku Dayak di Kalimantan dan fakta unik Suku Dayak di Pulau Borneo yang belum banyak diketahui orang.
Berbicara mengenai Pulau Kalimantan, pasti tidak bisa dipisahkan dengan Suku Dayak.
Istilah Dayak sebenarnya digunakan secara umum untuk menyebut orang-orang asli non muslim, dan non Melayu yang tinggal di pulau itu.
Secara etimologis, kata Dayak berasal dari kata 'Daya' yang berarti hulu sungai atau pedalaman. Kata ini diambil dari bahasa Kenyah.
Baca Juga: Cocok untuk Liburan, Kebun Raya Banua Dibuka Kembali
Suku ini dikenal sebagai suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Secara keseluruhan, saat ini Pulau Kalimantan dihuni oleh lima sampai tujuh suku asli, yakni yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau dan Tidung.
Suku Dayak menyebut dirinya dengan kelompok yang berasal dari suatu daerah berdasarkan nama sungai, nama pahlawan, nama alam dan sebagainya.
Misalnya Suku Iban asal katanya dari ivan yang berarti pengembara. Selain itu menyebut dirinya suku Batang Lupar karena berasal dari Sungai Batang Lupar.
Ada pula yang menyebutnya sebagai Suku Mualang yang diambil dari nama tokoh di Tambun Juah, Manok Sabung.
Baca Juga: Asal Usul Warga Pontianak dan Sejarah Tionghoa di Kota Khatulistiwa
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, beberapa ahli mengatakan bahwa Suku Dayak bukan suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan.
Mereka merupakan keturunan imigran dari Provinsi Yunnan, Cina Selatan, tepatnya di Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai Menan.
Sebagian dari kelompok ini melakukan perjalanan ke Semenanjung Malaysia dan kemudian menyeberang ke bagian utara Pulau Kalimantan.
Imigrasi yang dilakukan diperkirakan terjadi antara 3000 sampai 1500 SM ketika masih zaman glasial atau zaman es. Konon, mereka bermigrasi hanya dengan perahu kecil
Seorang tokoh Kayang mengatakan, Suku Dayak merupakan keturunan Indo-China yang bermigrasi pada abad ke-11.
Suku Dayak hidup secara terpencar di seluruh Pulau Kalimantan, baik yang masuk wilayah Indonesia maupun yang masuk wilayah Malaysia.
Mereka hidup menyebar dengan menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan mendiami pesisir Kalimantan.
Terdapat enam rumpun suku Dayak, yaitu Rumpun Punan, Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, Rumpun Ot Danum-Ngaju, dan Rumpun Punan.
Rumpun Punan dikenal sebagai suku Dayak tertua, Sementara itu, rumpun lainnya merupakan hasil asimilasi dari Dayak Punan dengan kelompok Proto Melayu.
Dari keenam rumpun tersebut, masih terbagi lagi menjadi 405 subetnis.
Meskipun terdiri dari ratusan subetnis, mereka tetap memiliki ciri khas kebudayaan yang hampir sama, yakni rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak), pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari.
Rumah Adat Dayak dan Pakaian Adat Dayak
Seperti suku lainnya, suku Dayak juga memiliki pakaiaan adat yang disebut sebagai 'king baba' dan 'king bibinge'.
Uniknya, pakaian adat ini terbuat dari kayu yang diproses sedemikian rupa hingga menjadi lunak seperti kain.
King baba merupakan pakaian adat pria yang terdiri dari baju tanpa lengan, celana panjang, ikat pinggang, dan penutup kepala dengan hiasan bulu burung enggang.
Sementara itu, king bibinge merupakan pakaian adat wanita yang terdiri dari penutup dada berlapis dan berbagai macam aksesoris, yakni kalung, gelang, dan hiasan kepala yang terbuat dari bulu burung enggang.
Rumah adat Suku Dayak adalah rumah betang atau rumah panjang. Saat ini, rumah betang memang sudah jarang ditemui di Kalimantan.
Rumah ini berbentuk memanjang hingga 150 meter dan lebarnya 30 meter. Rumah ini dihuni oleh keluarga besar yang bisa mencapai 100 orang.
Terbuat dari kayu ulin, rumah ini harus memenuhi beberapa aturan tertentu. Bagian hulu rumah harus searah dengan matahari terbit, sedangkan bagian hilir menghadap matahari tenggelam.
Di samping itu, kamar tidur juga diatur berjajar sepanjang bangunan. Kamar orang tua berada di bagian hulu, sedangkan anak termuda ada di hilir rumah.
Jumlah anak tangga di rumah betang juga harus ganjil dan dapur harus harus menghadap aliran sungai.
Jika Anda berkunjung ke Pontianak, Anda dapat mengunjungi Rumah Radakng.
Rumah ini merupakan replika rumah betang yang berlokasi di Sungai Bangkong, Pontianak Kota, Pontianak. Di sana, Anda bisa melihat bagaimana indah dan kokohnya arsitektur rumah betang.
Itulah asal usul Suku Dayak di Kalimantan dan fakta unik Suku Dayak.
Kontributor : Sekar Jati
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
Innalillahi Diogo Jota Tewas Dalam Kecelakaan Mobil Maut
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Produk Lokal: Ringan dan Nyaman, Harga Mulai Rp400 Ribuan
-
Kena 'Penyakit' Klub Indonesia, Bekas Tim Joey Pelupessy Terancam Kehilangan Seluruh Pemain!
-
Serangan Israel di Gaza Renggut Nyawa Direktur RS Indonesia, Militer Zionis Incar Tenaga Medis
-
6 Rekomendasi HP Murah 1 Jutaan dengan RAM 8 GB, Kamera Terbaik 50 MP!
Terkini
-
Bukan Saksi Ahli! Mantan Pimpinan KPK Ungkap Peran Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
Dana Kaget Gratis Rp300 Ribu Hari Ini Kamis 3 Juli 2025, Siapa Cepat Dia Dapat!
-
DANA KAGET: Rebutan Saldo Rp360 Ribu Gratis! Siapa Cepat Dia Dapat!
-
Heboh 2 Pulau di Kalimantan Barat Dipindah ke Kepulauan Riau, Apa yang Terjadi?
-
Pembiayaan dan Transaksi dari BRI Bantu Klaster Susu Ponorogo Capai Kinerja Maksimal