Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 31 Mei 2021 | 11:03 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 ke lansia [Ist]

SuaraKalbar.id - Kasus kematian akibat Covid-19 di Kalimantan Barat didominasi oleh lansia dengan komorbid. Hal ini disebut karena vaksinasi Covid-19 bagi lansia masih berjalan lamban.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson mengatakan, lansia adalah kelompok umur yang paling berisiko terhadap kematian bila terpapar Covid-19.

"Sekitar 60 persen kasus fatal atau meninggal bila menderita Covid-19 adalah kelompok lansia. Apalagi bila mereka mempunyai komorbid," kata Harisson kepada sejumlah wartawan, Senin (31/5/2021).

Maka dari itu, ia meminta program vaksinasi lansia harus dijalankan dengan serius. Ia berpandangan, ada lima kabupaten di Kalbar yang kurang serius atau lamban dalam menjalanakan vaksinasi lansia.

Baca Juga: Kondisi Terkini Fadli Zon Usai Dinyatakan Positif Corona

"Lima kabupaten yang kurang serius menangani vaksinasi untuk lansia adalah Kayong Utara, Sekadau, Kubu Raya, Melawi dan Kapuas Hulu. Lima kabupaten ini capaian target vaksinasi lansia masih rendah," ungkap Harisson.

Dari data yang diperoleh di Dinkes Kalbar per 30 Mei 2021, cakupan vaksinasi lansia di lima kabupaten ini tidak mencapai 1 persen dari target 407.885 lansia penerima vaksin. Baik pada cakupan vaksinasi lansia gelombang pertama maupun kedua.

"Padahal lansia adalah kelompok yang paling berisiko setelah nakes terhadap kemungkinan tertular virus corona," ujarnya.

Kodam IX/Udayana melaksanakan vaksinasi COVID-19 dengan menyasar 650 pelaku pariwisata menggunakan vaksin jenis Sinovac di Pusat Perbelanjaan Krisna Oleh-Oleh, Kabupaten Badung, Bali. (Antara)

Untuk itu, kata Harisson, seharusnya lima kabupaten ini lebih giat melaksanakan vaksinasi terhadap lansia. Apalagi ketersediaan atau alokasi vaksin tidak menemukan masalah.

"Tidak ada istilah vaksin kurang. Kementerian Kesehatan (Kemkes) menjamin ketersediaan vaksin," kata Harisson.

Baca Juga: Gubsu Edy Ajak Milenial Promosikan Wisata Sumut

Ia melanjutkan, distribusi vaksin ke kabupaten kota dari Kemkes bergantung pada laporan laju pelaksanaan vaksinasi dan berapa stok yang tersedia di kabupaten kota.

"Bila laju pelaksanaan vaksinasi lambat dan stok yang dilaporkan dalam aplikasi SMILE masih banyak, otomatis Kemkes tidak akan mendistribusikan vaksin ke kabupaten kota tersebut," terangnya.

Kontributor : Ocsya Ade CP

Load More