Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Rabu, 23 Juni 2021 | 16:23 WIB
Tugu Juang di Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat. (YouTube/fest.t channel)

Selain itu, bukti lainnya adalah berdirinya Tangsi Belanda Melawi. Tempat ini pernah menjadi rumah penjara bagi Pahlawan Nasional Raden Tumenggung Setia Pahlawan (1771 – 1875).

Beliau adalah salah satu pahlawan lokal dari Melawi yang melakukan pemberontakan kepada pemerintah kolonial Hinda-Belanda pada tahun 1868 – 1875.

Tradisi perang petasan di Melawi, Kalimantan Barat.(dok.Suarakalbar.co.id)

Untuk meredam pemberontakannya tersebut, pemerintah kolonial Hindia-Belanda melakukan Agresi Militer kepada pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Tumenggung Setia Pahlawan dengan mendirikan tangsi militer (Tangsi Belanda) di Melawi.

Beliau ditangkap kemudian ditahan di Penjara Saka Dua atau yang sekarang disebut dengan Tangsi Belanda. Gelar pahlawan nasional Raden Tumenggung Setia Pahlawan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 114/TK/Tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999.

Baca Juga: Cerita Hacker Asal Kalbar, Dibui Gara-gara Bobol Situs Mola TV

Kabupaten memiliki tradisi yang cukup unik, yakni tradisi perang petasan. Ritual ini biasanya dilakukan saat Idul Fitri tiba. Diikuti oleh ratusan warga, perang ini biasa dilakukan di kawasan jembatan Sungai Pinoh.

Aturan mainnya, biasanya akan ada dua kelompok pemuda yang saling menyerang. Satu kelompok di atas jembatan dan kelompok yang lain berada di atas perahu air.

Kedua kelompok ini akan saling melempar mercon kembang api ke arah lawannya. Biasanya, kegiatan ini dimulai pada pukul 02.00 hingga 06.00. Karena cukup berisiko, kegiatan ini pun tidak luput dari pantauan polisi.

Itulah asal usul Melawi yang terkenal dengan tradisi uniknya.

Kontributor : Sekar Jati

Baca Juga: Vaksinasi Corona Usia 18 Tahun ke Atas Siap Digelar di Kalbar, Cek Syaratnya

Load More