SuaraKalbar.id - Epidemiolog soroti kekhawatiran muncul varian COVID-19 lokal Indonesia. Varian COVID-19 lokal Indonesia ini muncul dari mutasi COVID-19 yang muncul di dalam negeri.
Hal itu dijelaskan Pakar penyakit menular atau epidemiolog dan dosen di Griffith University Australia, Dicky Budiman. Kata dia virus akan mengalami kecacatan atau mutasi kecil setiap kali dia berpindah inang.
Hasilnya, virus tersebut bisa melemah atau justru menguat. Namun Dicky mengatakan bahwa peluang virus untuk berubah menjadi ganas akan meningkat jika terus menyebar.
"Ketika penyebaran COVID-19 semakin tidak terkendali maka potensi mutasi akhirnya akan melahirkan varian baru yang merugikan masyarakat. Pada negara-negara yang menghasilkan varian mutasi baru ini, umumnya positivity rate-nya jauh di atas 10 persen. Artinya sangat tidak terkendali," kata Dicky.
Baca Juga: INFOGRAFIS: Perbedaan Varian Covid-19 Delta, Delta Plus, Lambda dan Kappa
"Menurut saya, di Indonesia sudah ada varian asli Indonesia yang tidak ditemukan di dunia. Kita perlu surveillance genome (pemantauan genom virus) yang memadai," lanjutnya.
Pernyataan Dicky juga diperkuat oleh peneliti genomik molekuler, Riza Arief Putranto. Dia menyebut bahwa sudah ada 4 varian lokal yang ditemukan berasal dari Indonesia.
Dua di antaranya dengan kode varian B14662 dan B1470 terus menyebar ke 15 negara walau dengan prevalensi kecil.
Hingga saat ini, ada empat varian virus corona yang masuk kategori paling dikhawatirkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Semua varian ini pertama kali terdeteksi di negara-negara di mana pengendalian penyebaran COVID-19 dianggap lemah yakni Inggris, Afrika Selatan, Brazil, dan India.
Ada tiga indikator yang dapat membuat varian baru tersebut masuk menjadi kategori varian yang mengkhawatirkan. Pertama, seberapa cepat dia menular. Kedua, apakah virusnya menyebabkan gejala parah bahkan mengakibatkan kematian.
Baca Juga: DIY Terdampak Berat Jika Kasus Covid Melonjak, Pakar UGM: Pemda Harus Serius Tangani Ini
"Ketiga, apakah dia menurunkan efikasi antibodi yang tercipta di badan setelah divaksin," ujar Dicky Budiman.
Dicky menjelaskan jika sebuah varian (virus corona) mempengaruhi ketiga indikator tersebut namanya Varian Super. Varian Delta yang pertama kali dideteksi di India mendekati varian itu.
"Mendekati saja bisa sudah seperti ini (dampaknya terhadap dunia). Varian di Indonesia memang belum masuk kategori Varian Super, tetapi itu saja sudah membuktikan (penyebaran) di wilayah kita tidak terkendali, otomatis bisa tercipta varian baru yang berbahaya dan mendekati super. Ini perkara waktu saja," ucap Dicky.
Pekan ini Indonesia terus mencetak rekor kenaikan jumlah harian kasus COVID-19 yang tercatat 47,899 kasus infeksi baru pada Selasa (13/07). Bahkan hari Minggu (11/07), tingkat kematian harian akibat COVID-19 di Indonesia mencatatkan rekor tertinggi di dunia dengan 1.007 kasus, melebihi Rusia (749 kasus), India (720 kasus) dan Brasil (597 kasus).
Sejauh ini, empat varian virus corona dunia yang masuk dalam kategori mengkhawatirkan atau Variant of Concern telah terdeteksi di Indonesia. Kini varian Delta telah mendominasi kasus positif COVID-19. Varian Delta pertama terdeteksi dari sampel yang diambil pada bulan Januari lalu di Jakarta dan Palembang. Sifatnya yang mudah menular membuatnya cepat menyebar ke 16 provinsi.
Penyebaran varian Delta ini membuat sistem kesehatan di Indonesia kewalahan. Namun para pakar mengatakan masyarakat perlu terus waspada, karena varian Delta mungkin dapat terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berita Terkait
-
Mau Nonton Konser Bebas dari Risiko Infeksi Covid-19, Epidemiolog Sarankan Jaga Jarak 1 Meter
-
Epidemiolog Desak Pemerintah Segera Tetapkan Kasus Gagal Ginjal Akut sebagai KLB
-
Awas! Menkes Budi Ungkap Subvarian XBB Covid-19 Merambah ke Indonesia
-
Epidemiolog: Jangan Sampai Ada Anggapan Masker Penentu Akhir Pandemi
-
Mampu Hindari Imunitas Vaksin, Subvarian Omicron BA2.75.2 Berpotensi Perpanjang Durasi Pandemi
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
Terkini
-
BRI Fellowship Journalism 2025 Diapresiasi Dewan Pers
-
Kalbar Terima Hibah Rp1 Triliun dari Green Climate Fund untuk Pelestarian Hutan
-
Sutarmidji Sindir Pesaing di Debat Kedua Pilgub Kalbar, Tekankan Pentingnya Pahami Aturan Tata Kelola Pemerintahan
-
Viral Kakek 65 Tahun Dianiaya Gegara Sengketa Lahan di Kubu Raya
-
Skandal Manipulasi Nilai Guncang Pemilihan Ketua Jurusan di Untan