SuaraKalbar.id - Bagi lelaki bernama lengkap Raja Fajar Azansyah, pekerjaan menanam seribuan tunas mangrove bukanlah perkara sulit. Ia telah memulai tugas ini sejak 10 tahun silam. Bersama dua temannya, Syafriansyah dan Ronny Priadi, dia membentuk relawan peduli lingkungan. Tiga orang itu, akhirnya menjadi faktor kunci, bagi suksesnya restorasi hutan mangrove, perisai alam di pesisir Mempawah.
Dikutip dari InsidePontianak.com, jaringan SuaraKalbar.id, pada 2011, Fajar bertugas sebagai Kasubbag Perencanaan Keuangan Dinas Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LHPBD). Dia ingin menginginkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni ada kegiatan bertema lingkungan.
Terusik rasa prihatin, dia berselancar di internet. Isu-isu tentang lingkungan dicari. Dari situ dia mengenal mangrove. Ternyata, restorasi hutan mangrove sedang populer di dunia. Dia berpikir, Mempawah punya area pesisir cukup panjang. Kenapa tak dibuat kegiatan menanam mangrove saja.
"Saya juga melihat, ketika itu kondisi abrasi pantai sudah sangat memprihatinkan. Sudah termasuk terlambat untuk ditangani," katanya.
Di tahun itu, Desa Penibung, Mempawah Hilir, banyak pohon kelapa yang menjorok ke laut. Pohon-pohon itu dilihatnya menahan laju abrasi. Dia mengajak teman untuk buat program.
Muncul ide darinya, yang diberi tajuk "One Mangrove One Kid". Dia bergerak bersama temannya secara sukarela. Berawal dari program yang sederhana, dampaknya sampai sekarang masih bisa dirasakan. Melalui program Satu Mangrove Satu Anak, mereka menyasar anak-anak sekolah usia dini.
Program itu disambut baik oleh Wanda, Camat Mempawah Hilir, saat itu. Fajar ingat, sambutan yang disampaikan Camat, 10 tahun lalu. Saat mendengar, hatinya bergetar. Sangat menyentuh, dan penuh pesan moral.
"Pak Wanda minta program kami tidak hanya berhenti di situ saja, melainkan terus berlanjut. Dia melihat kondisi di kampung halamannya, yakni Kampung Benteng. Dia minta kampung itu diselamatkan dari abrasi," tutur Fajar.
Dulu, kawasan bibir pantai Sengkubang berkilo-kilo meter alami abrasi. Warga terpaksa bermigrasi menjauhi pinggir pantai. Kini, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
Baca Juga: Rapor Daihatsu: Raih Peringkat Kedua Pasar Otomotif Nasional Semester Pertama
Dari menara pandang yang sejajar dengan pulau Penibung, pohon-pohon mangrove sekarang tumbuh dengan subur. Berkat deburan ombak yang membawa lumpur mengandung bahan organik, perisai alam itu membentuk lahan subur. Sanggup menjadi pupuk alami pohon mangrove.
Sekarang, masyarakat Sengkubang menyebut lokasi itu Pantai Ancol. Pondok-pondok warung dibangun. Kawasan itu jadi objek wisata.
Sementara di tengah lebatnya hutan bakau di Desa Pasir, ombak yang datang dari laut mengempas akar mangrove. Kubus pemecah ombak hanya jadi benteng lapis kedua. Lebatnya hutan mangrove, membuat berbagai jenis flora dan fauna mudah dijumpai.
Rerimbunan hutan mangrove itu, kini menjadi objek wisata. Namanya, Mempawah Mangrove Conservation (MMC). Selain melawan abrasi, lokasi itu juga jadi pusat pengembangan edukasi lingkungan hidup.
Sentuhan tangan pria kelahiran 9 Oktober 1978 di Tanjung Pinang, menyulap sebagian besar pesisir yang tergerus abrasi itu.
Berdirinya MMC
Berita Terkait
-
Benteng Alami Senilai Ribuan Triliun: Peran Mangrove dalam Melindungi Kota Pesisir
-
Mengubah Paradigma: Melihat Mangrove sebagai Aset Ekonomi Berkelanjutan
-
Ketika Niat Baik Merusak Alam: Kisah di Balik Proyek Restorasi Mangrove yang Gagal
-
Mengapa Restorasi Mangrove Kini Jadi Kunci Lindungi Pesisir Indonesia?
-
Dari Api-api hingga Nipah: Ini Dia Ragam Kekayaan Ekosistem Mangrove Indonesia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan