SuaraKalbar.id - Naiknya harga sawit memberi dampak besar terhadap kesejahteraan para petani di Kalimantan Barat.
“Kesejahteraan petani dapat dilihat pada Nilai Tukar Petani (NTP) yang dikeluarkan BPS. NTP Kalbar Agustus 2021 sebesar 130,56 poin naik 2,96 persen dibanding NTP bulan Juli 2021 sebesar 126,81 poin. Lebih tinggi lagi NTP untuk Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Agustus 2021 sebesar 150,23 poin naik 4,31 persen dibanding NTP Juli 2021 sebesar 144,02 poin,” ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar Muhammad Munsif seperti dikutip dari Antara, Senin (13/9/2021).
Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga sawit tersebut dinilainya sangat dipengaruhi permintaan minyak kelapa sawit dari negara lain.
“Kenaikan ini dipengaruhi pasar dunia yang saat ini terjadi kekurangan pasokan minyak nabati dari komoditas lain seperti kedelai, kacang, bunga matahari, dan lain sebagainya. Hal Ini membuat permintaan akan minyak sawit meningkat,” katanya
Baca Juga: Gubernur Kalimantan Barat Melepas 160 Orang Kontingen Akcaya Berkibar ke PON Papua
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, harga Tandan Buah Segar (TBS) tertinggi Periode II Agustus 2021 di umur 10-20 yakni capai Rp2.582 per kilogram, harga CPO capai Rp11.878,96 per kilogram dan kernel atau PK Rp5.934,54 per kilogram. Khusus TBS saat ini mencatat harga tertinggi. Sedangkan awal tahun, periode I Januari 2021 lalu harga TBS hanya Rp2.109,05 per kilogram.
Harga sawit saat ini menunjukkan tren positif itu juga dipengaruhi penyerapan biodisel dara pasar dalam negeri. Melalui program B30, penyerapan CPO semakin meningkat sehingga berdampak pada harganya.
Pihaknya optimistis tren positif ini berlanjut mengingat program B30 mendapatkan dukungan yang besar dari pemerintah. Apalagi program biodiesel dari sawit ini akan ditingkatkan lagi menjadi B50 hingga mungkin sampai B100.
Di tengah Pandemi COVID-19, industri sawit menurutnya bergairah bahkan menunjukkan tren kenaikan. Dibandingkan dengan Malaysia, pergerakan bisnis sawit di Indonesia masih lebih baik.
"Saya lihat di Malaysia produksi mereka tidak sebagus kita karena dengan pandemi ini aktivitas produksi mereka terganggu karena mereka menerapkan protokol yang sangat ketat. Indikatornya terlihat dari banyaknya tenaga kerja yang pulang. Kalau kita, Insya Allah dengan geografis yang begitu luas tetap memberi ruang kepada petani kita tetap bekerja, sehingga tentu saja kita masih mampu menjaga produksi kita," kata dia.
Baca Juga: Jelang PON Papua, Begini Persiapan Tim Futsal Kalimantan Barat
Berita Terkait
-
BPDPKS Sebut Penyaluran Dana Peremajan Sawit Rakyat Mencapai Rp9,38 Triliun
-
Langkah Nyata Cegah Bentrok, Jakarta Timur Tutup Akses Tawuran di Tembok Pinggir Rel
-
6 Fakta Petani Milenial Dapat Gaji Rp10 Juta
-
Sambut Baik Pemangkasan Pungutan, Gapki Optimistis Ekspor CPO Bisa Meningkat
-
BPDPKS Turunkan Target Pungutan Ekspor Sawit Jadi Rp 24 Triliun di 2024
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Kecelakaan Tragis di Jalan Trans Kalimantan: Seorang Pengendara Motor Tewas di Tempat
-
Aston Pontianak Ajak Masyarakat Meriahkan Pilkada Serentak dengan Promo Menarik dan Tantangan Kreatif
-
Banjir Kembali Rendam Desa Darit Landak, Ketinggian Air Capai 80 Centimeter
-
Ngeri! Ngaku Lihat Pria Lain di Kamar Istri, Suami di Kalbar Ngamuk Bacok 3 Orang
-
Dirut BRI Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities