Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Selasa, 21 September 2021 | 07:30 WIB
Ilustrasi proyek irigasi. [pojokcelebes.com]

SuaraKalbar.id - Puluhan warga Dusun Tanjung Belimbing, Desa Pangkalan Buton menyatakan menolak atas pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Kabupaten Kayong Utara Tahun Anggaran 2020 lalu.

Melansir laman Insidepontianak.com, Kepala Desa Pangkalan Buton Anshari mengungkapkan, sekitar 50 warga menandatangani penolakan proyek tersebut.

Bahkan, sejumlah warga nekat merusak beberapa titik pekerjaan rehabilitasi yang menelan anggaran sekitar Rp 1,8 miliar itu. Alasannya, karena kerap terendam banjir, diduga pekerjaan rehabilitasi yang salah perencanaan.

“Betul (dirusak). Alasan mereka, rumah mereka kebanjiran. Ada lebih dari 50 warga yan menandatangani persetujuan untuk membongkar bangunan tersebut,” ujar Anshari, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Berkat Irigasi Pertanian, Petani Simalungun Semakin Intens Bercocok Tanam

Ia mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah menyampaikan keluhan warga tersebut kepada Dinas PUPR, khususnya di Bidang SDA, namun hingga sampai saat ini belum ada jawaban.

Bahkan sebelumnya juga, Ketua DPRD Sarnawi bersama pihak Dinas PUPR meninjau lokasi irigasi tersebut, dan berjanji mencarikan solusi bagi warga yang terdampak banjir. Namun hingga saat ini tidak ada solusi yang diberikan, sehingga warga mengambil langkah membongkar beberapa bangunan irigasi, dengan harapan pemukiman rumah mereka tidak lagi kebanjiran.

“Sebelumnya saya sudah koordinasi sama Kabid (Kepala Bidang SDA) yang baru, Hery Sapuan, kalau di lokasi tersebut sering kebanjiran, dan saya minta solusi sama beliau, kmudian beliau mau koordinasi sama Plt Kepala Dinas PU, namun sampai sekarang belum ada info dari beliau,” ungkap Anshari.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Bidang SDA PUPR Kayong Utara Hery Safuan melalui pesan WhatsApp, hingga berita ini diterbitkan belum menjawab pesan.

Baca Juga: Waduh! Dua Peserta SKD CPNS di Kayong Utara Positif Covid-19

Load More