Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Kamis, 23 September 2021 | 07:31 WIB
Rombongan moge melintas jembatan Sei Alalak yang masih ditutup untuk umum. (foto: istimewa/via kanalkalimantan.com)

Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama. Pembangunan jembatan dengan sistem cable stayed memiliki tingkat kesulitan yang cukup komplek, apalagi dengan struktur tanah di sekitar jembatan yang lembek.

Namun demikian, persoalan tersebut telah diantisipasi dengan menggunakan tiang pancang yang cukup panjang. Tiang pancang tersebut memiliki panjang 70 meter dan diameter 1,8 meter. Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi struktur tanah di sekitar jembatan yang masih cukup lunak.

Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun. Jembatan tersebut menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan Syauqi Kamal mengatakan, pembangunan jembatan yang menghubungkan wilayah Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Koala tersebut menantang karena dibangun di atas tanah lunak atau gambut.

Baca Juga: Rombongan Moge Ditendang Paspampres, Letkol Wisnu: Harusnya Ditembak

“Fondasi jembatan kedalamannya sampai 75 meter dengan diameter pancangnya sebesar 1,8 meter. Jembatan Sei Alalak juga menjadi ikon baru kota Banjarmasin maupun provinsi Kalimantan Selatan,” tutur Syauqi.

Jembatan Sei Alalak dibangun dengan panjang keseluruhan 850 meter yang terbagi menjadi bagian jembatan utama dengan struktur cable stayed sepanjang 130 meter, jembatan pendekat dengan struktur pileslab sepanjang 295 meter dan oprit jembatan sepanjang 425 meter.

Dana pembangunan jembatan tersebut menggunakan alokasi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kontrak tahun jamak 2018-2021 senilai Rp 272 miliar.

Jembatan lengkung Sei Alalak didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton, lebih kuat dari struktur jembatan lama Kayu Tangi 1 yang berasal dari rangka baja kelas B dengan kemampuan menahan beban kurang dari 8 ton.

Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layanan hingga 100 tahun.

Baca Juga: Sebagai Ketua Rombongan Moge, Djamari Chaniago Harusnya Meminta Maaf

Load More