SuaraKalbar.id - Direktur Poltekkes Pontianak, Didik Hariyadi mengungkapkan, saat ini angka stunting di Kabupaten Sambas masih 32,8 persen atau masih di atas angka stunting Kalimantan Barat (Kalbar) yakni 29,8 persen.
Meski demikian, dirinya menilai Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGSBPL) penting dihadirkan untuk menjadi bagian langkah untuk mengatasi stunting di Sambas.
"Poltekkes Pontianak bekerjasama dengan SEAMEO RECFON sudah membuat satu pedoman PGSBPL. Itu khusus untuk kelompok balita Sambas khusus untuk remaja-remaja Sambas. Jadi gunakan pedoman itu untuk mencegah terjadinya malnutrisi atau masalah gizi yang ada di Kabupaten Sambas," ujarnya melansir Antara, Jumat (14/1/2022).
Dirinya menjelaskan bahwa, masalah gizi dan stunting di Kalbar dan termasuk di Kabupaten Sambas seharusnya rendah. Hal itu karena sumber daya pangan lokal begitu melimpah. Kembali, untuk penyajian supaya lengkap sesuai PGSBPL yang telah ada. Sehingga bisa mencegah stunting.
“Provinsi ini kaya akan sumber daya alam pangan lokal khususnya di Sambas. Di Sambas itu begitu banyak pangan lokal yang bisa dikembangkan untuk penanganan masalah masalah gizi salah satunya adalah makanan lokal yang cukup terkenal dari Kabupaten Sambas itu adalah bubur pedas pedas. Itu yang merupakan salah satu pangan lokal yang mempunyai sumber zat gizi yang luar biasa artinya kalau ini bisa dikembangkan belum lagi beberapa pangan lokal yang lain maka insya Allah Sambas akan menjadi satu kabupaten yang apa bisa menurunkan prevalensi stunting dalam waktu yang cukup cepat," tuturnya.
Didik menilai, semua pihak dari multi sektor memiliki peran penting juga agar bekerja sama untuk menurunkan stunting di Kabupaten Sambas. Sebab dengan bebas stunting maka generasi akan lebih baik dan produktif nenuju target secara nasional pada 2024, yakni 14 persen.
"Saat ini angka stunting di Kabupaten Sambas masih 32,8 persen atau masih di atas angka stunting Kalbar yakni 29,8 persen. Untuk mencapai target nasional menurunkan sampai 14 persen saya kira bukan pekerjaan mudah sehingga perlu multisektor untuk sektor," jelas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Euromoney Awards for Excellence 2025 Apresiasi BRI dengan 3 Penghargaan Prestisius
-
BRI Taipei Branch Diresmikan: Layanan Perbankan Praktis untuk PMI di Taiwan
-
BRI Permudah Akses Hunian, Tawarkan Suku Bunga KPR 2,40% di Expo Bandung 2025
-
Peringati Kemerdekaan, BRI Tunjukkan 8 Langkah Nyata Perkuat Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa
-
BRI Bina Pengusaha Muda, Gulalibooks Menembus Pasar Literasi Anak Asia Tenggara