SuaraKalbar.id - Menjelang perayaan Imlek, salah satu hiasan yang menjadi ciri khas adalah lampion. Disepanjang jalan, atau toko maioun bangunan lain milik etnis Tionghos biasanya akan dipasang lampion
Namun, bukan sekedar hiasan semata. Lampion ternyata memiliki makna dan sejarah panjang sejak ribuan tahun silam.
Beberapa sumber menyebutkan, lampion sudah ada sejak ribuan tahun lalu, tepatnya sejak era Dinasti Han Timur, sekitar abad ke-3, pada tahun 25 - 220 masehi.
Pada zaman itu, lampion berfungsi sebagai sumber cahaya dan berfungsi untuk mengusir bintang buas.
Cara membuatnya juga sederhana, yakni berupa sebuah lilin yang dikelilingi bambu, kayu, atau jerami gandum. Sementara pada bagian atas atau penutupnya menggunakan sutra atau kertas, fungsinya agar nyala api tidak tertiup angin.
Seiring berjalannya waktu, lampion diadopsi oleh para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah, khususnya pada hari ke 15 di bulan pertama Kalender Lunar.
Sejak saat itu, lampion mulai identik dengan perayaan tahun baru dalam penanggalan Tionghoa atau hari raya Imlek.
Pada masa itupula, masyarakat mulai mengenal teknik pembuatan kertas, yang kemudian dipakai juga untuk membuat lampion hingga saat ini.
Sedangkan warna merah, digunakan untuk lampion karena memiliki arti pengharapan di tahun yang baru akan diwarnai dengan keberuntungan, rezeki, serta kebahagiaan. Selain itu, dalam budaya China, warna merah juga menyimbolkan kemakmuran.
Baca Juga: Yuk Dicatat, 5 Daftar Film China Terbaru Tayang di Tahun Baru Imlek
Selain itu, lampion juga dikaitkan dengan berbagai legenda, salah satunya mengenai Li Zicheng, seorang pemimpin pemberontakan petani pada masa akhir Dinasti Ming (1368-1644).
Diceritakan bahwa, Li dan pasukannya menyerang kota Kaifeng tanpa mengganggu rumah-rumah penduduk yang menggantungkan lampion merah di pintu.
Para penjaga kota Kaifeng yang kewalahan membuka bendungan untuk menghancurkan pasukan Li. Namun, banjir justru melanda rumah-rumah penduduk.
Karena dilanda banjir, banyak orang naik ke atap rumah dengan membawa lampion merah. Li dan pasukannya menyelamatkan mereka dengan membawa lampion merah sebagai alat penerangan.
Untuk memperingati kebaikan hati Li, bangsa Tionghoa selalu menggantung lampion merah pada setiap perayaan penting seperti Tahun Baru Imlek.
Berita Terkait
-
30 Ucapan Imlek 2022 Bahasa Inggris dan Terjemahannya, Bagikan ke Sahabat dan Kerabat di Tahun Baru China
-
10 Quote Imlek 2022, Dapat Digunakan sebagai Caption Tahun Baru di Media Sosial atau Share ke WA
-
Perayaan Cap Go Meh di Dunia: Membawa Dua Jeruk hingga Membeli Mystery Bag
-
Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia: Sejak Awal Masehi hingga Era Reformasi
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sungai Brantas Mau Bebas Sampah Popok? Inovasi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Harapan Baru
-
Libur Panjang Maulid Nabi 2025? BRImo Solusi Liburanmu
-
BRI Beri Apresiasi, Direksi Kunjungi Nasabah di Berbagai Daerah pada Hari Pelanggan Nasional
-
Bantuan Modal BRI Ubah Nasib Warung Pecel Sederhana Jadi Kuliner Legendaris di Kota Batu
-
BRImo Tawarkan Voucher Spesial dari Ratusan Merchant Pilihan