SuaraKalbar.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat kembali menghadapi tantangan serius setelah kebakaran lahan dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah sejak Minggu (8/6).
Titik-titik api dilaporkan bermunculan di Kota Singkawang dan wilayah Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, dengan sebaran kebakaran yang terus meluas.
Menurut Ketua Satuan Tugas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, kebakaran pertama kali terdeteksi di Kota Singkawang oleh Ketua RT 58/09.
Api mulai terlihat pada Minggu siang dan dengan cepat membesar hingga melalap sekitar dua hektare lahan hingga malam harinya.
“Laporan pertama masuk dari warga. Saat itu, api belum besar, namun karena cuaca panas dan angin kencang, api dengan cepat menjalar dan meluas,” ujar Daniel dalam keterangan resminya di Pontianak, Senin (9/6).
Menanggapi laporan tersebut, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Singkawang bersama personel Manggala Agni langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan inventarisasi serta upaya pemadaman awal.
Proses ini diakui berjalan cukup sulit, mengingat kondisi medan dan minimnya sumber air di sekitar lokasi.
Di tempat lain, kebakaran serupa juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Kubu Raya, tepatnya di Desa Arang Limbung dan Desa Madusari, Kecamatan Sungai Raya.
Titik api terpantau di sekitar Jalan Madusari dan diketahui telah menyebar ke beberapa area sekitarnya.
Baca Juga: Bakal jadi Ikon Baru Kalbar, Pemkab Bengkayang Siapkan Rp18 Miliar untuk Bangun Gereja Santo Pius X
Daniel menjelaskan bahwa tim gabungan dari BPBD Provinsi Kalbar, Brimob Kalbar, serta TNI-Polri telah diturunkan untuk menangani kebakaran di wilayah Kubu Raya. Namun demikian, sejumlah kendala menyulitkan proses pemadaman.
"Asap pekat menghalangi pandangan tim dan menyulitkan untuk mendekat ke titik api. Selain itu, akses jalan ke lokasi cukup sulit, dan parit-parit yang biasanya digunakan sebagai sumber air sudah mengering," terangnya.
Meski menghadapi hambatan, BPBD Kalbar memastikan bahwa proses pemadaman akan terus dilakukan secara bertahap dan menyeluruh.
Saat ini, metode yang digunakan meliputi patroli darat, pemantauan titik panas (hotspot), serta pemadaman langsung menggunakan alat pemadam ringan hingga mesin pompa air portabel.
Lebih lanjut, Daniel menyebut bahwa koordinasi lintas sektor terus diperkuat agar proses penanganan karhutla dapat berlangsung lebih efektif.
“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait, termasuk aparat keamanan dan relawan kebencanaan, agar semua titik api bisa segera dikendalikan,” jelasnya.
Berita Terkait
-
Bakal jadi Ikon Baru Kalbar, Pemkab Bengkayang Siapkan Rp18 Miliar untuk Bangun Gereja Santo Pius X
-
Indonesia Bakal Ekspor 2 Ribu Ton Beras per Bulan ke Negeri Jiran, Kalbar Jadi Ujung Tombak!
-
10 Kampus Favorit di Kalimantan Barat, Ternyata Tak Cuma Ada di Pontianak!
-
Mengungkap Sejarah Suku Dayak, Dari Rumah Panjang Hingga Mitos Panglima Burung
-
Kalbar Gebrak Pasar Malaysia! Siap Ekspor 1.000 Ton Beras Premium Tahun Ini
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
Terkini
-
Ratusan Burung Langka Nyaris Diselundupkan dari Pontianak ke Surabaya
-
Anak TKW asal Pontianak Tertular Penyakit Akibat jadi Korban Kekerasan Seksual, Kasus Mandek Setahun
-
Makin Untung! E-Voucher Rp100 Ribu untuk Pengajuan BRI Easy Card di Website BRI
-
Hingga Juni 2025, 128 Anak di Kalbar Jadi Korban Kekerasan! Terbanyak di Kabupaten Sambas
-
Berkat BRI, Renaco Jadi UMKM Produk Olahan Kurma yang Mendunia