Scroll untuk membaca artikel
Bella
Minggu, 23 Januari 2022 | 11:25 WIB
Tangkapan layar - Edy Mulyadi saat diduga menghina Kalimantan/instagram @info_etam

SuaraKalbar.id - Saat ini di media sosial sedang ramai terkait cuplikan video Edy Mulyadi yang diduga telah menghina Kalimantan. Dalam video tersebut tertulis ‘Edy Mulyadi (caleg PKS) dkk menghina warga Kalimantan’. Di video nampak Edy duduk di tengh di antara dua rekannya. Di belakangnya berdiri 4 orang. Dengan menggunakan mikrofon, Edy menyebut Kalimantan sebagai tempat Jin untuk membuang anak.

"Bisa memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendiria lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," kata Edy.

Diduga statement yang dikeluarkan Edy ini berkaitan dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara baru yang rencananya akan bertempat di Kalimantan. Bagi Edy, orang-orang tidak akan mau membangun di Kalimantan karena pasar di Kalimantan hanya Genderuwo dan Kuntilanak.

"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain gua bangun di sana," ungkapnya.

Baca Juga: Aksi Pria Masak Pakai Cara Tak Biasa Bikin Ngeri, Warganet: Empat Sehat Lima Wafat

Dalam video tersebut, secara terang-terangan Edy juga menyebut jika seseorang tinggal di Gunung Sari, Jakarta, tidak akan mau pindah ke Penajam, Kalimantan, dan beli rumah di sana untuk pindah ke Ibu Kota Baru.

“mana mau?” katanya

Sontak video pendek yang diunggah @info_etam pada minggu (23/01) itu mendapatkan respon negatif dari para netizen tanah air. Para netizen beramai-ramai mengecam tindakan Edy yang diduga menghina Kalimantan tersebut.

“Ihh kurang ajar !!” tulis akun Instagram @sariwulan melalui kolom komentar.

“Bapaknya lupa kalo Kalimantan itu jantungnya dunia. Kami jg ga mau pak hutan2 kami dibabat habis utk mendirikan gedung2 mewah aplg kalo ditempati org2 macam bapak… hati2 jaga omongan, kalo aja yg bapak omongin nnt bertegur sapa ke bapak” tulis nrmaniita mengingatkan.

Baca Juga: Ibu Kota Dipindahkan ke Kalimantan Timur, Jakarta Masih Terus Jadi Pusat Perekonomian Indonesia

Load More