Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 24 Januari 2022 | 12:28 WIB
Pengurus memasangkan mahkota di kepala Dewa Mak Co dalam ritual memandikan dan mengganti pakaian 17 dewa di Klenteng Tjoe Tik Kiong, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (23/1/2022). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

SuaraKalbar.id - Menjelang hari raya Imlek, berbagai persiapan dilakukan oleh warga Tionghoa di berbagai penjuru dunia, tidak terkecuali bagi warga etnis Tionghoa di Tulungagung, Jawa Timur (Jatim).

Secara tertutup, mereka menggelar ritual pemandian dan penggantian baju Dewa Mak Co di Klenteng Tjoe Tik Kiong yang terletak di tengah jantung Kota Tulungagung.

"Baju yang sebelumnya berwarna kuning diganti dengan warna merah. Warna merah identik dengan Imlek. Warna yang melambangkan kebahagiaan," kata Jin Jin, sepwrti melansir Antara, Senin (24/1/2022).

Bagi warga Tionghoa yang merupakan penganut Tri Dharma di wilayah Tulungagung dan sekitarnya, Mak Co diidentikkan sebagai dewa penguasa laut yang menjadi penguasa di klenteng tersebut.

Baca Juga: Mohon Doa, Kondisi Pak Ogah Kembali Drop

Karenanya patung Mak Co dibuat paling besar di banding yang lain, dan menempati singgasana di altar utama persembahyangan yang ada di dalam klenteng.

"Sebagai dewa perempuan, Yang Mulia maunya dimandikan oleh perempuan yang belum/tidak bersuami. Bisa perawan bisa janda, pokoknya yang tidak bersuami," terang Jin Jin.

Meski begitu, menurit Jin Jin, Ritual ganti baju dewa tidak selalu diberlakukan setiap klenteng, sebagaimanna yang dilakukan di Klenteng Tjoe Tik Kiong.

Hal itu karena tiap Klenteng punya aturan yang berbeda, tergantung dari permintaan dewanya masing-masing.


Usai melakukan ritual ganti baju, ritual dilanjutkan dengan membersihkan 17 patung dewa lain yang ada di Klenteng Tjoe Tik Kiong.

Baca Juga: Viral Petugas Cleaning Service Kaget Temukan Uang Berserakan di Kamar Hotel

Setelah penggantian baju ini, Klenteng Tjoe Tik Kiong tinggal melaksanakan sembahyang dewa naik dan ayak abu.

"Ayak abu ini mengayak abu hio dari depan sampai belakang. Supaya saat Imlek nanti tidak ada benda-benda lain di dalamnya," tutur Jin Jin, dikutip dari sumber yang sama.

Adapun Jin jin menjelaskan, sembahyang dewa naik dilaksanakan pada 26 Januari, disusul ayak abu sehari kemudian.

Menurut penuturannya, sembahyang dewa naik adalah kenaikan Dewa Dapur atau Dewa Cao Kun Kong ketika membawa catatan manusia selama satu tahun, meliputi perbuatan baik dan buruk.

Load More