Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 27 Januari 2022 | 18:44 WIB
Bentuk dupa pada proses penjemuran hingga siap di pasarkan./Rabiansyah

"Maka dari itu saya tidak mau jual ke toko-toko lagi, lebih baik saya jual ke konsumen yang langsung pesan ke saya, karna juga saya tidak mau ada kesalahpahaman antara pihak agen dan saya," terangnya.

Dirinya menjelaskan jika proses penjemuran dupa pada saat ini sedikit rumit, dikarenakan cuaca yang saat ini tidak bisa di prediksi untuk itu dirinya harus tetap bersiaga agar dupa tersebut tidak terkena air hujan.

"Setelah melakukan proses penjemuran yang memakan waktu kurang lebih 2 hari jika cuaca bagus, dan setelah dijemur dupa tersebut akan di celupkan ke cat khusus agar memiliki warna yang khas yakni merah, setelah dicelupkan cat dupa tersebut kembali dijemur hingga benar-bemar kering, usai melakukan proses penjemuran barulah dupa tersebut bisa di packing dan siap dikirim ke konsumen-konsumen," jelasnya.

Menurut Hajono yakni dupa tersebut memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa. Dirinya mengatakan jika dupa tersebut memiliki makna untuk persembahan kepada keyakinan masyarakat Tionghoa.

Baca Juga: Mendapat Dorongan Partai Maju Sebagai Calon Wali Kota Pontianak, Ketua DPW PKS Kalbar Arif Joni Prasetyo Mengaku Siap

"Makna dari dupa sendiri cuman satu media yang dimana media ini untuk persembahan kepercayaan keyakinan masing-masing aja sih," tuturnya.

Ia berharap, semoga pandemi cepat berakhir dan juga masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa tanpa adanya batasan dari pandemi ini sendiri.


Kontributor: Rabiansyah

Load More