SuaraKalbar.id - Kenaikan harga pupuk yang kian melonjak meberatkan petani lokal dalam memenuhi pengeluaran dalam upaya peningkatan hasil pertanian.
Menyikapi hal itu, Ketua Petani Muda Berkemajuan (PMB) Kabupaten Sambas, Ardiansyah, meminta Pemerintah Kabupaten Sambas melalui dinas terkait mencanangkan program pembuatan pupuk alternatif.
“Pupuk alternatif dari bahan-bahan organik itu sangat mudah dibuat dan murah serta ramah lingkungan. Saya mendorong pemerintah melalui dinas terkait untuk menggencarkan program tersebut, memberi edukasi ke petani agar belajar dan beralih ke pupuk organik,” terangnya, melansir insidepontianak.com, jaringan suara.com, Rabu (9/2/2022).
Ardiansyah menyebut, saat ini belum banyak petani di Sambas yang mengerti tentang manfaat dan cara membuat pupuk alternatif. Sebab itu, edukasi ke petani secara berkelanjutan dari dinas terkait sangat dibutuhkan. Agar petani bisa mandiri dalam memproduksi pupuk organik.
“Beberapa waktu lalu sudah mulai dilakukan pelatihan-pelatihan tentang membuat pupuk alternatif dari bahan-bahan organik. Jika pemerintah gencar melakukan sosialisasi ke petani, pasti akan ada dampak positifnya, seperti mengurangi biaya produksi dan memperbaiki sifat fisik tanah,” ucapnya.
Menurutnya, program tersebut penting untuk mengimbangi dampak kenaikan harga pestisida dan pupuk kimia yang mencapai 100 sampai 200 persen, akhir-akhir ini.
“Contoh, herbisida yang awalnya seharga Rp55 ribu naik sampai Rp110 ribu, pupuk kimia non subsidi yang harganya Rp450 ribuan naik hingga Rp800 ribuan, belum lagi masalah pupuk subsidi,” kata Ardiansyah.
Kenaikan harga ini, tentu saja membuat biaya produksi petani semakin membengkak.
Namun dirinya yakin, program pembuatan pupuk alternatif dari bahan-bahan organik, menjadi solusi mengurangi beban biaya produksi petani di tengah kenaikan pupuk kimia itu. Selain pupuk alternatif, pemerintah juga bisa mendorong petani untuk membuat pestisida nabati sendiri.
Baca Juga: Dugaan Penyelundupan Pupuk Bersubsidi di Banyuwangi, Aktivis Sebut Ulah Mafia
Berita Terkait
-
Dugaan Penyelundupan Pupuk Bersubsidi di Banyuwangi, Aktivis Sebut Ulah Mafia
-
Kasus Penyelundupan Berton-ton Pupuk Bersubsidi di Pamekasan Madura Libatkan Polisi?
-
YAFSI Promosikan Hasil Pertanian Pedesaan Ramah Anak
-
Peringati Hari Pers Nasional 2022, Menteri Pertanian Ajak Jurnalis Bangun Pertanian Maju, Mandiri dan Modern
-
Terkuak Produksi Pupuk dan Insektisida Ilegal di Jember, Tujuh Orang Diamankan
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
Terkini
-
Makna Tradisi Bakar Jagung Malam Tahun Baru: Simbol Kebersamaan hingga Harapan Baru
-
Rekayasa Lalu Lintas Malam Tahun Baru di Pontianak: Ini Skema dan Jam Penerapannya
-
Imbauan BMKG Kalbar: Waspada Cuaca Ekstrem Akhir Desember 2025
-
UMK Pontianak 2026 Naik Rp 180 Ribu, Jadi Rp 3,2 Juta
-
Jukir Liar di Kawasan Parkir Gratis PSP Diamankan