Scroll untuk membaca artikel
Bella
Sabtu, 12 Februari 2022 | 16:58 WIB
Penampakan desain Istana IKN Nusantara. [Istimewa]

SuaraKalbar.id - Andrinof Chaniago Sebut Pihak yang Kontra Pemindahan IKN Tak Kenal Dekat dengan KalimantanMantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago menilai, para pihak yang menolak pemindahan IKN ke Kalimantan tidak kenal lebih dekat dengan pulau yang memiliki luas 743.330 kilometer persegi itu.

Ia justru menilai, Kalimantan sangat layak menjadi ibu kota baru dengan segudang potensi yang dimiliki, terutama dari sector pariwisata alamnya. Kalau daerah itu beralih dari ekonomi tambang ke ekonomi pariwisata, kota-kota yang dilalui sungai-sungai besar di Kalimantan bisa seperti Shanghai, Bangkok, Melbourne, atau kota-kota "water front city" di Eropa,

”Itu adalah ekonomi yang sehat dan sekaligus penghasil devisa. Ekonomi beralih dari merusak alam menjadi merawat alam karena pariwisata menimbulkan kesadaran akan lingkungan," katanya melansir Antara, Sabtu (12/2/2022).

Menurutnya, adalah hal yang keliru bahwa Kalimantan hanyalah sisa-sisa hutan yang rusak, sebab dengan kepindahan IKN akan membawa Kalimantan bertransformasi secara sosial dan ekonomi karena Kalimantan sangatlah menjanjikan bagi kejayaan masa depan Indonesia.

Baca Juga: Camat Sepaku Risman Abdul Beri Bocoran, Kementerian PUPR Siapkan Rp 364 Miliar Bangun Penunjang Air Bersih IKN Nusantara

“Kalau ada orang orang memandang remeh Kalimantan, saya pastikan yang bersangkutan kurang banyak piknik di dalam negeri, tak kenal maka tak sayang. Borneo itu kejayaan masa depan Indonesia," ujarnya.

Dirinya tidak heran dengan rencana besar Indonesia itu membuat negara tetangga Malaysia sudah pasang ancang-ancang untuk menyambut dengan rencana-rencana investasi tidak hanya di sektor perdagangan, jasa dan pariwisata.

Kalimantan sangat potensial untuk industri maritim, industri berbahan baku mineral hingga industri bahan dari karet.

”Energi untuk menggerakkan mesin maupun lampu penerangan juga berlimpah. Batubara, asalkan tidak terus dieksploitasi besar-besaran untuk dijual ke luar negeri seperti sekarang, maka usia depositnya bisa lebih dari 100 tahun untuk keperluan sendiri. Belum lagi sumber pembangkit hidro di Kaltara yang potensinya lebih dari 6.000 megawatt," katanya.

Baca Juga: Puluhan Tokoh Bikin Petisi Tolak IKN Hingga Ajukan Uji Materi, HNW: Hakim MK Harus Bebas Dari Preasure Politik

Load More