SuaraKalbar.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengungkap jaringan penyelundupan telur penyu berskala internasional yang beroperasi antara Indonesia dan Malaysia.
Pengungkapan ini menyoroti kerugian ekologis masif yang ditaksir mencapai Rp9,6 miliar akibat terancamnya kelestarian salah satu satwa laut yang dilindungi tersebut.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono, menyatakan bahwa pengungkapan jaringan ini merupakan pengembangan dari operasi penggagalan penyelundupan di Pelabuhan Sintete, Sambas, pada Sabtu, 6 Juli lalu.
"Ini merupakan wujud sinergi yang baik antar aparat penegak hukum di lapangan," ujar Pung Nugroho dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Sebagai tindak lanjut, tim gabungan dari PSDKP Pontianak dan Sub Detasemen Polisi Militer (Subdenpom) XII/I-I Singkawang berhasil mengamankan dua orang terduga pelaku utama berinisial SD (laki-laki) dan MU (perempuan) di Singkawang pada Sabtu, 12 Juli.
Berdasarkan pengakuan MU, ia telah menampung dan mengirim total 96.050 butir telur penyu yang berasal dari Tambelan, Kepulauan Riau.
Pada tahun 2024, pengiriman dilakukan ke Batam, dan tahun ini dialihkan ke Sintete, Kalimantan Barat, untuk selanjutnya diperdagangkan ke Malaysia. Pung memaparkan dua skema valuasi kerugian.
Jika dihitung berdasarkan harga pasar di Serawak, Malaysia, sebesar Rp12.000 per butir, maka nilai ekonomi langsung dari 96.050 butir telur tersebut mencapai Rp1,15 miliar.
“Namun, jika dihitung dari nilai ekologis, ekowisata dan pengganti konservasi buatan, maka valuasi ekonomi dari aksi penyelundupan ini sebesar Rp9,6 miliar,” tegasnya.
Baca Juga: Oknum TNI Terlibat Penyeludupan 5.400 Telur Penyu untuk Dijual ke Malaysia
Kasus ini terungkap lebih dalam setelah tim PSDKP menerima informasi dari otoritas Malaysia pada Jumat, 11 Juli.
Polis Diraja Malaysia dilaporkan telah menangkap empat Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjual telur penyu secara ilegal di Pasar Serikin, Sarawak.
"Hasil koordinasi mengungkap bahwa salah satu yang ditangkap oleh Otoritas Malaysia adalah IEP, yang merupakan pembeli telur-telur penyu dari pelaku MU untuk dijual di Serawak, Malaysia," terang Pung.
Berdasarkan pendalaman kasus, MU menjual telur penyu kepada dua penadah, yaitu BB di Singkawang dan IEP di Pemangkat yang kemudian membawanya ke Malaysia.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Undang-Undang Perikanan yang telah diperbaharui melalui Undang-Undang Cipta Kerja, dengan ancaman pidana penjara hingga delapan tahun dan denda paling banyak Rp1,5 miliar.
Pung Nugroho memberikan peringatan keras kepada siapa pun yang masih terlibat dalam praktik ilegal ini.
Berita Terkait
-
Oknum TNI Terlibat Penyeludupan 5.400 Telur Penyu untuk Dijual ke Malaysia
-
Kalbar Siap Luncurkan Sekolah Rakyat! Biaya Gratis dengan Fasilitas Mumpuni
-
Disdukcapil Pontianak Klarifikasi Dugaan Dokumen Palsu dalam Kasus Perdagangan Bayi ke Singapura
-
Terlibat Jaringan Perdagangan Bayi ke Singapura, Wanita di Kubu Raya Diamankan Polisi
-
Polda Kalbar Telusuri Kasus Perdagangan 5 Bayi Asal Pontianak yang Nyaris Dijual ke Singapura
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sungai Brantas Mau Bebas Sampah Popok? Inovasi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Harapan Baru
-
Libur Panjang Maulid Nabi 2025? BRImo Solusi Liburanmu
-
BRI Beri Apresiasi, Direksi Kunjungi Nasabah di Berbagai Daerah pada Hari Pelanggan Nasional
-
Bantuan Modal BRI Ubah Nasib Warung Pecel Sederhana Jadi Kuliner Legendaris di Kota Batu
-
BRImo Tawarkan Voucher Spesial dari Ratusan Merchant Pilihan