Scroll untuk membaca artikel
Bella
Jum'at, 25 Maret 2022 | 22:30 WIB
Indra Kenz (menegenakan baju oranye) diperkenalkan Bareskrim Polri sebagai tersangka dalam kasus investasi bodong melalui binary option dengan platfor Binomo, Jumat (25/3/2022). [Adiyoga Priyambodo/Suara.com]

SuaraKalbar.id - Indra Kenz, Crazy Rich asal Medan yang sedang terjerat kasus penipuan investasi binomo diduga mengalihkan asetnya ke mata uang kripto di luar negeri yang diperkirakan senilai Rp58 miliar.

 “Dugaan ada Rp58 miliar dalam bentuk mata uang kripto di luar negeri,” ungkap Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Whisnu Hermawan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Whisnu menuturkan, Indra Kenz berupaya untuk menyembunyikan aset dan mengalihkan ke mata uang kripto. Penyidik telah berkoordinasi dengan "marketplace" Indodax dan menemukan ada dana senilai Rp200 juta. Kemudian berkoordinasi dengan Zenith, salah satu "payment gateway" yang diduga ada dana Indra Kenz.

“Dana sekitar Rp200 jutaan sudah kami sita,” ungkapnya.

Baca Juga: Ditampilkan di Hadapan Publik, Indra Kenz: Saya Berharap Masyarakat Belajar, Semua Investasi Ada Resikonya


Sementara itu, hingga saat ini penyidik terus menelusuri aset-aset Indra Kenz baik dalam negeri maupun di luar negeri. Dittipideksus Bareskrim Polri bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) untuk melacak.

“Kami masih membutuhkan bantuan PPATK, ada beberapa dana di luar negeri kami masih "tracing" mudah-mudahan ini bisa diungkap kemana saja uang tersebut,” terang Whisnu.

Whisnu menegaskan, pihaknya tidak berhenti sampai di sini, apa pun modus yang digunakan Indra Kenz untuk menyembunyikan asetnya, penyidik masih terus melacak guna memulihkan kerugian para korban.

“Kami akan cari terus, semua terdata. Transfer uang, pindahan uang semua ada riwayat digitalnya kami akan bisa ungkap, kami dibantu teman-teman PPATK, OJK, dan BI,” ungkapnya.

Baca Juga: Menaker Sebut Prioritas Pembangunan Nasional adalah Investasi, Ini 5 Alasannya

Load More