Scroll untuk membaca artikel
Bella
Selasa, 26 April 2022 | 16:41 WIB
Puan Maharani, cucu Sukarno yang mengaku tidak bisa berpidato (Instagram/@puanmaharani)

Karena itu, menurut Puan, ketika terdapat kabar bahwa Desa Gendayakan sempat puluhan tahun lamanya kesulitan mendapat air bersih dan hal itu tidak boleh dibiarkan.

"Harus ada solusi seperti pembangunan sarana air bersih,” ungkapnya.

Puan Maharani menekankan komitmennya dalam mengawal ketersediaan air bersih di desa-desa, seperti Desa Gendayakan. Ia berharap pembangunan sarana air bersih di Desa Gendayakan bisa benar-benar memberi manfaat untuk warga.

Sarana air bersih, katanya, bisa terbangun karena gotong royong semua pihak baik dari pemda, perguruan tinggi, dan warga.

Baca Juga: Kunjungi Cilacap, Kapolda Jateng Minta Personel All Out Amankan Mudik di Jalur Selatan

“Walaupun kami ada di pusat, tetapi DPR RI memantau betul kondisi-kondisi di desa-desa, seperti Desa Gendayakan," katanya.

Dengan adanya air bersih, lanjut Puan, diharapkan warga Desa Gendayakan tidak perlu lagi jalan jauh-jauh hanya untuk mendapatkan air.

"Tidak perlu lagi hanya mengandalkan air tangki bantuan, tidak perlu lagi khawatir kalau tidak ada hujan turun,” kata Puan.

Pembangunan sambungan rumah air bersih di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri menggunakan dana dari APBD Kabupaten Wonogiri.

Pembangunan perpipaan sudah dimulai sejak 2018 hingga 2019. Namun, pembangunan terkendala pandemi COVID-19, dan baru bisa dilanjutkan 2022 serta diresmikan pada April 2022 oleh Puan Maharani.

Baca Juga: Jelang Lebaran Jawa Tengah Diprediksi Masih Berpotensi Diguyur Hujan, Pemudik Diminta Waspada

Sebelum ada pembangunan perpipaan, Desa Gendayakan harus membeli air dari mobil-mobil tangki, bahkan saat kekeringan. Mereka kesusahan mendapat air. Krisis air itu bisa dirasakan warga selama 6 hingga 7 bulan.

Load More