Scroll untuk membaca artikel
Bella
Jum'at, 29 April 2022 | 10:45 WIB
Kue pasong Khas Sambas (Antara)

SuaraKalbar.id - Masyarakat Sambas, Kalimantan Barat, memiliki tradisi unik yang dinamakan ‘Malam Tujuh Likor’ dalam menyambut Idul Fitri.

Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas, Misni Syafari, menjelaskan, bahwa tradisi Malam tujuh likor merupakan bentuk peringatan turunnya malam Lailatul Qadar yaitu malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.

"Kebiasaan masyarakat Sambas saat malam tujuh likur biasa membuat kue pasong yang nantinya dibawa ke mesjid dan dimakan bersama," terangnya.

Syafari menjelaskan, bahwa kue pasong memiliki filosofi tentang dibelenggu nya syaitan pada Bulan Suci Ramadhan.

Baca Juga: Jelang Idul Fitri 1443 H, TelkomGroup Pastikan Kualitas Infrastruktur dan Layanan Tetap Prima

"Saya tidak tahu asal mula tradisi ini tapi yang jelas tradisi ini telah dilakukan dari zaman dahulu, maka dari itu kita meminta kepada pegiat sejarah mari bersama-sama kita menggali khazanah sejarah adat istiadat budaya Melayu Sambas," katanya.

Safari menuturkan, kebiasaan masyarakat Sambas yang tidak memiliki tradisi menulis tetapi melalui mulut ke mulut (tradisi lisan), menjadi kendala saat menarik ulur asal usul sejarah tradisi di Sambas adalah

"Banyak sekali tradisi yang harus kita jaga dan lestarikan, seperti adat besaprah, pangkak gasing, tari-tarian, silat," tuturnya.

Sementara itu, untuk tradisi menyambut Bulan Idul Fitri di Sambas hampir sama dengan kebanyakan masyarakat Indonesia lainnya, seperti ziarah kubur, sila

Baca Juga: Kuliner Khas Bali yang Bisa Jadi Oleh-oleh Beserta Tempat Belinya

Load More