SuaraKalbar.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa pernikahan pada usia dini sangat berbahaya.
Dirinya mengatakan bahwa pernikahan dini pada anak dapat meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
“Pernikahan pada usia dini sangat berbahaya. Pernikahan usia dini juga berpotensi bayi yang dilahirkan mengalami kekerdilan (stunting),” ungkap Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hasto mengimbau setiap keluarga bahwa sebuah pernikahan harus direncanakan sebaik mungkin dan dilakukan pada usia yang bisa dikatakan cukup.
Berdasarkan data yang dimiliki BKKBN, pernikahan pada usia di bawah 18 tahun di Indonesia terjadi sebanyak 20 dari 1.000 pernikahan.
Padahal, dirinya mengatakan, pernikahan dini dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi yang kelak akan dilahirkan baik nyawa maupun kondisi kesehatannya.
Dirinya memaparkan, organ reproduksi anak perempuan yang menikah pada usia 16-17 tahun, belum cukup matang untuk mendukung pertumbuhan janin yang optimal karena panggul yang memiliki ukuran kurang dari 10 sentimeter dan membahayakan proses melahirkan.
Dengan ukuran panggul yang masih sangat sempit tersebut, proses melahirkan dapat terganggu.
Anak perempuan itu juga dapat terkena kanker mulut rahim (serviks) dan jalan lahir (perineum dan vagina) mengalami robek sehingga terjadi pendarahan.
Baca Juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Tanya Camat dan Lurahnya soal Stunting
“Penyakit preeklamsia atau peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba yang bisa mengakibatkan komplikasi serius, kaki bengkak, kejang saat persalinan banyak terjadi pada perempuan melahirkan yang usianya di bawah 20 tahun,” ungkapnya.
Menurut Hasto yang juga seorang dokter kandungan itu, ukuran panggul yang sangat sempit juga membuat diameter kepala bayi yang dilahirkan hanya 10 sentimeter saja.
Sedangkan pada masa di dalam kandungan, ibu yang berusia muda akan berebut gizi dengan bayinya karena masih sama-sama membutuhkan banyak gizi untuk tumbuh besar.
Oleh karena itu, asupan nutrisi pada 1.000 HPK menjadi hal yang sangat penting bagi bayi.
Bila sejak dalam kandungan bayi kekurangan gizi, akibatnya bayi akan terkena stunting.
“Padahal 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menentukan masa depan anak-anak sejak hari pertama kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun. 1.000 HPK merupakan periode emas yang tidak dapat diulang kembali,” kata Hasto.
Berita Terkait
-
Wali Kota Medan Bobby Nasution Tanya Camat dan Lurahnya soal Stunting
-
Surat Al Mujadalah Ayat 11: Bacaan Latin, Arti hingga Adab Menghadiri Majelis dan Menuntut Ilmu
-
Perbedaan Kanker Serviks Dan Kanker Rahim Yang Perlu Diketahui
-
Mider Projo Kembali Digelar Usai Vakum 2 Tahun, Gibran Temukan Kasus Mencengangkan
-
4 Kemungkinan Buruk yang Bisa Terjadi dari Pernikahan Dini, Pertimbangkan!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Harga Cabai Rawit di Sambas Makin Pedas, Pasokan Menipis Jadi Penyebab Utama
-
Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
-
4 Sunscreen Remaja Terbaik, Aman dan Ramah Uang Jajan
-
BGN Lakukan Penanganan Penuh Terkait Insiden Mobil SPPG di SDN Kalibaru 01
-
BGN Ingatkan Mitra Yayasan Peduli Sekolah Penerima Manfaat