Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 09 Juni 2022 | 20:07 WIB
Fatima (36) menunjukan bukti mutasi transaksi rekening BRI miliknya yabg diretas maling. [Suara.com/Diko Eno]

SuaraKalbar.id - Seorang warga Pontianak Utara, Kalimantan Barat bernama Fatima menjadi korban akibat rekening BRI miliknya dibobol oleh orang tak bertanggung jawab.

Akibat kejadian itu, uang didalam rekening miliknya sekitar Rp 144 juta ludes dicuri oleh maling.

Fatima bercerita, kejadian tersebut terjadi pada Selasa (8/6/2022). Saat itu, dirinya menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari BRI.

"Saat itu saya sedang tidur, tiba-tiba ada telpon jadi saya angkat. Jadi notif telpon itu dari BRI ada tulisan BRI saya pikir BRI benar, saya baru bangun tidur itu seperti kena hipnotis, jadi pikiran saya hilang, dia mengaku dari BRI, dia berbicara kalau ada biaya kenaikan di BRImo Rp 150 per Bulan, m-Banking," katanya kepada Suara.com, Kamis (09/06/2022).

Baca Juga: Awas Penipuan Perbankan, Nasabah BRI Sebaiknya Pakai Saluran Resmi sebagai Media Komunikasi

Dari pembicaraan antara penelpon dan Fatima, dirinya disuruh untuk mengisi formulir. Pihak penelpon kata Fatima akan megirimkan formulir itu melalui via WhatsApp.

Fatima pun mengikuti arahan yang diberikan oleh pelaku.

"Saya katakan dari bank tidak ada memberikan pemberitahuan, kenapa kok ada begini saya bilang dia. Dia bilang lagi ini terbaru, kalau saya tidak mengisi formulir dari sekarang nanti akan terpotong langsung, saya bilang saya tidak setuju hal itu. Sudah begitu saya disuruh ngisi formulir juga ikuti petunjuk,"katanya lagi.

Tak hanya itu saja, dari pengisian formulir itu pelaku berlanjut mengirimkan kode OTP yang dikirimkan melalui telepon Fatima.

"Saya ikutilah petunjuk dia itu, dikirim lewa Whatsapp, pas tulisan di kontak WA itu BRI BRImo. Saya klik link yang dikirim itu, beberapa petunjuk di link itu saya ikuti,"ujarnya.

Baca Juga: Nasabah di Padang Pariaman Jadi Korban Penipuan, BRI Bergerak Cepat

"Setelah petunjuk itu tak lama ada link lagi masuk ke HP saya mengirimkan pesan singkat kode OTP. Saya disuruh ikuti petunjuk itu lagi, dan setelah itu dia tutup teleponnya,"sambungnya lagi.

Setelah Fatima meyudahi telepon, dirinya pun merasa curiga. Saat itu juga dia langsung mengecek saldo melalui m-bangking di handphonenya.

"Saya merasa curiga setelah itu, saya cek rekening saya di m-banking ini. Begitu saya buka m-bangking saya sudah terblokir,"ungkapnya.

Benar saja, saldo yang ada di rekening milik Fatima ludes dibobol maling. Seketika Fatima terkejut sekaligus panik, dirinya lantas pergi ke cabang BRI terdekat.

"Saya agak panik, cuma saya ingat ada kenalan di BRI, dia nyuruh saya untuk pergi ke BRI terdekat,"katanya.

Sesampainya di sana, bukan pelayanan darurat yang didapat oleh Fatimah, melainkan Fatima malah disuruh mencari kembali BRI terdekat dengan alasan tak mau mengantri. Padahal situasi itu sangat diperlukan oleh Fatima.

"Saya langsung ke BRI, sampai disana saya langsung diarahkan ke kantor polisi dulu sama satpamnya, alasannya ramai, padahal saya ini mau lapor awal dulu bahwa rekening saya ini dibobol, maksud saya diblokir dari bank dulu, bukannya bisa malah saya dilempar ke BRI lain lagi dengan alasan kalau saya mau cepat harus kesana,"ungkap Fatima.

Tak ada jalan lain, karena panik Fatima terpaksa mengikuti yang diberika oleh pihak BRI. Di tengah perjalanan, kata Fatima, pelaku dengan leluasa terus menerus mengambil uang yang ada direkening miliknya itu.

"Saya bolak-balik ke Bank itu, jadi selama saya kesana kesini itu, disitulah mereka transaksi ambil uang saya, saya ada buktinya, bukti sms yang ambil itu ada semua sms transaksinya. Jadi saya sampai di Bank ternyata saldo sudah habis sisa Rp 50 Ribu di rekening saya," bebernya.

Wanita 36 tahun itu sangat menyayangkan perlakuan sikap dari pihak Bank. Sebab, situasi tersebut baginya adalah sangat urgent. Apalagi Fatima merupakan salah satu nasabah yang sering bertransaksi di Bank tersebut.

"Kalau pas saya sampai itu, kalau security nya cepat mengambil tindakan pasti tak mungkin habis semua uang saya, saya nangis, Dari situ saya pergi urus ke Polda buat laporannya,"ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan membenarkan kejadian tersebut. Pihak yang merasa dirugikan telah membuat laporan.

Jansen juga mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati dan jangan muda percaya terhadap informasi yang masih belum diketahui kebenarannya.

"Masyarakat lebih berhati-hati, jangan mudah percaya, Cek dan ricek kebenaran informasi melalui sarana media sosial maupun aplikasi yang saat ini banyak tersedia di gadget pribadi. Bila menemukan hal-hal yang mencurigakan segera laporkan ke pihak Polri dan atau pihak berwenang lainnya," pungkasnya.

Kontributor : Diko Eno

Load More