SuaraKalbar.id - Ratusan Petani Plasma PT. Peniti Sungai Purun (PSP) HPI AGRO melakukan unjuk rasa di depan gedung DPRD Kalimantan Barat di bilangan jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/06/2022).
Ikatan Petani Plasma tersebut meminta agar dewan perwakilan rakyat dapat mendampingi proses tuntutan yang diharapkan para petani kepada pemerintah terutama pada pihak perusahaan.
Untuk diketahui, PT Peniti Sungai Purun (PSP) merupakan satu di antara anak perusahaan milik HPI AGRO yang bergerak di bidang agrobisnis perkebunan sawit.
Para petani di perkebunan sawit itu meminta keadilan terhadap upah bagi hasil dari plasma perusahaan tersebut.
Koordinator aksi, Jailani mengatakan para petani protes setelah mengetahui perhitungan bagi hasil dinilai tidak wajar oleh pihak perusahaan.
"Pembagian hasil plasma yang tidak adil sampai saat ini. Waktu kami ributkan naik jadi Rp 170 ribu, tapi sebelum nya itu hanya dihargai Rp 50 Ribu - Rp 80 Ribu selama 12 tahun,"katanya kepada wartawan, Kamis (23/06/2022).
Tak hanya itu, mereka meminta untuk merevisi Mou perjanjian yang hanya menguntungkan pihak perusahaan.
Para petani juga meminta agar Gubernur Kalbar mencabut izin PT. Peniti Sungai Purun sebelum ada revisi Mou perjanjian.
"Awal perjanjian inikan 70-30. Pihak perusahaan 70, kita petani 30. Sudah berjalan yang 30 itu dipotong lagi dibebankan ke kita petani, di potong hingga 55 persen yang mereka sebut untuk oprasional, inikan jelas terlalu,"ujarnya.
Baca Juga: Terapkan 4 Study Habits Ini agar Hasil Belajarmu Maksimal
Atas dasar itu, ratusan petani yang tergabung dalam ikatan petani plasma PT. PSP itu merasa dirugikan dan menuntut perhitungan bagi hasil.
"Barang kali ini oknum ini tak tau yang ada disana, bosnya disana dipusat itu. Ini saya kira oknumnya ini karena ditempat lain tidak begitu pembagian hasilnya,"ungkap Jailani.
Anggota DPRD Kalimantan Barat Ermin Elviani merespon hal tersebut. Dewan perwakilan rakyat bakal melakukan pendampingan terhadap beberapa menjadi tuntutan antara petani kepada pihak perusahaan.
"Masalah nya itukan sudah kita ketahui, tentang ketidak adilan dalam pembagian hasil sawit tersebut. Hal inilah yang harus kami sampaikan pada saat rapat kerja terutama kepada pihak-pihak yang terkait dan pada perusahaan,"ucapnya.
Dalam askinya, para petani juga membawa berbagai poster ungkapan kekecewaan mereka. Salah satunya poster bertuliskan 'Mafia Perkebunan Sawit Harus Diusir dari Tanah Borneo' bentuk kekecewaan para petani terhadap perusahaan yang dinilai tidak adil dalam membagi hasil.
Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat itu telah mendengarkan semua permasalahan yang disampaikan para petani plasma PT Peniti Sungai Purun (PSP).
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Niat Maling di Indomaret Pontianak, Pencuri Ini Apes Ketemu Karyawan yang Ternyata Atlet Bela Diri: Jangan Kau Cekik Aku
-
Terapkan 4 Study Habits Ini agar Hasil Belajarmu Maksimal
-
Link Utama Pengumuman SBMPTN 2022 di pengumuman-sbmptn.ltmpt.ac.id, Cek Sekarang
-
Terima LHP-LKPP 2021 Dari BPK, Jokowi: Predikat WTP Bukanlah Tujuan Akhir
-
Dimana Melihat Hasil Pengumuman SBMPTN 2022? Cegah Error, Cek di 32 Link Ini!
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 5 Mobil Bekas 7 Seater Mulai Rp49 Jutaan: Kabin Lega, Muat Seluruh Anggota Keluarga
- 5 Mobil Bekas Bermesin Bandel, Harga Mulai 20 Jutaan dan Pajak Murah
Pilihan
-
5 Mobil Keluarga Bekas Tahun Muda: Jadi Incaran, Harga Tetap Tinggi Jika Dijual Kembali
-
3 Rekomendasi Lapangan Futsal Paling Murah di Jakarta Selatan, Cuma Rp 15 Ribuan Per Jam
-
Kolaborasi Ortuseight x Billpro Hadirkan Sepatu Walking Bernyawa Urban dan Filosofis
-
5 Mobil Bekas Tahun Muda Paling Dicari 2025: Irit Bahan Bakar, Tangguh Segala Medan
-
Eks Pelatih Asnawi Mangkualam: Pemain Belanda Banyak Bantah, Gak Punya Mental Juara
Terkini
-
Berminat Kerja di Luar Negeri? Ternyata Ada 1,4 Juta Lowongan Kerja Belum Terisi
-
Bahasan Pastikan SPMB SD dan SMP di Pontianak Berjalan Sesuai Aturan: Tidak Boleh Ada Titipan!
-
Bejat! Nenek Lumpuh di Ketapang Dicabuli Cucu Kandung
-
Enam Tersangka Korupsi Proyek Pengembangan Bandara Rahadi Oesman Ketapang Resmi Ditahan
-
Perempuan Muda di Ketapang Dianiaya Mantan Kekasih, Direkam dalam Keadaan Tanpa Busana