Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 08 September 2022 | 11:24 WIB
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menanggapi penganiayaan yang terjadi di Pondok Pesantren Gontor hingga membuat seorang santri meninggal. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraKalbar.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta masyarakat tidak menggeneralisasi secara berlebihan kasus penganiayaan yang mengakibatakan seorang santri meninggal dunia di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG).

Haedar juga mengungkapkan bahwa Gontor telah berjasa bagi negeri ini dan para lulusannya berkontribusi di banyak ranah kebangsaan dan global. Untuk itu dirinya juga meminta publik untuk menilai secara proporsional kasus penganiayaan tersebut.

"Jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga," kata Haedar melalui keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Kamis (8/9/2022).

Haedar berharap publik menyerahkan kasus penganiayaan tersebut kepada aparat penegak hukum.

Baca Juga: Hotman Paris Apresiasi Gerak Cepat Kepolisian Ponorogo Selidiki Kasus Kematian Santri Gontor

"Lebih baik serahkan kasusnya ke ranah hukum untuk diproses secara transparan dan objektif. Hukum adalah instrumen paling baik dan memiliki tingkat kepastian yang dapat menjadi rujukan semua pihak menyelesaikan kasus seperti itu," ungkapnya.

Haedar berharap dan percaya pihak Gontor bersikap terbuka dalam menghadapi kasus yang telah menyita keprihatinan publik tersebut, dengan sepenuhnya menyerahkan perkara ke proses hukum.

"Sekaligus pihak Gontor berlapang hati bermuhasabah dan memberi jalan terbuka pada proses hukum, seraya konsolidasi agar hal tersebut tidak terulang kembali dalam bentuk apapun," lanjutnya.

PP Muhammadiyah juga menaruh simpati dan duka bagi keluarga korban, katanya.

"Semoga diberi kekuatan dan kesabaran, serta dilimpahi rahmat oleh Allah," ujar Haedar Nashir.

Baca Juga: Puan Maharani Minta Evaluasi Sistem Belajar di Ponpes Agar Tak Terulang Kasus Kekerasan

Load More