Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 29 September 2022 | 17:48 WIB
Ilustrasi Beruang Madu - Beruang madu di KWPLH Balikpapan. [Dok. Yayasan Pronatura]

SuaraKalbar.id - Selama dua pekan terakhir, warga di Kota Pagaralam dan sekitarnya mengalami konflik dengan beruang madu atau Helarctos Malayanus.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) mengungkapkan bahwa konflik tersebut dipicu oleh musim panen durian.

Kepala BKSDA Wilayah II Lahat Martialis Puspito mengatakan konflik tersebut telah berlangsung sekitar dua pekan terakhir di bulan September 2022, yang diketahui merupakan periode berlangsungnya panen durian di daerah setempat.

Dirinya mengungkapkan, selama periode itu, pihaknya banyak menerima laporan dari warga Kota Pagaralam dan sekitarnya termasuk Kabupaten Lahat, yang sering mendapati jejak beruang madu berkeliaran di sekitar kebun mereka.

Baca Juga: Paus Fransiskus Soroti Konflik Rusia dan Ukraina yang Masih Berlangsung: Ini adalah Perang Dunia

“Terbaru, bahkan sekitar dua hari yang lalu ada seekor beruang masuk ke rumah warga di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam untuk mencari makan, karena diketahui rumah itu juga menyimpan hasil panen durian,” kata dia melalui saluran telepon saat dikonfirmasi di Lahat, Sumsel, Rabu.

Martialis menjelaskan, secara peta kontur konflik warga dengan beruang di dua daerah tersebut sangat mungkin terjadi, karena sebagian besar masih terdapat kawasan hutan lindung yang menjadi habitatnya.

Namun terlepas dari itu, masa panen durian yang berlangsung saat ini menjadi salah satu indikator utama para beruang madu hingga keluar dari kawasan hutan dan menyasar permukiman penduduk.

"Ya, itu (musim panen durian) salah satu yang memantik beruang madu keluar dari sarangnya, karena pengamatan kami biasanya mereka paling berada melintas di sekitar kebun warga yang berbatasan dengan hutan," ungkapnya.

Atas kejadian tersebut, dirinya memastikan akan menjadikan laporan warga sebagai konsentrasi serius BKSDA untuk ditanggulangi, sehingga kondisi di lapangan tetap kondusif.

Baca Juga: Serangan Beruang Ke Pemukiman Warga di Pagar Alam Sumsel Disebut BKSDA Karena Musim Durian

Sementara itu, upaya penanggulangan dilakukan dengan mendirikan papan sosialisasi dan menyiagakan petugas konservasi satwa ke beberapa lokasi yang kerap ditemukan jejak aktivitas beruang.

Selain itu, pihaknya juga memasang satu unit perangkap besi berikut kamera pengawas, di antaranya di Dusun Sukarami, Muara Siban, Kecamatan Dempo Utara, lokaasi warga setempat rumahnya dimasuki beruang.

“Belum ada yang tertangkap, sehingga alat perangkap itu dipasang sampai dipastikan tidak ada lagi aktivitas beruang di sekitar lokasi. yang pasti pendampingan kepada warga terus dilakukan oleh BKSDA,” katanya. (Antara)

Load More