Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 17 Oktober 2022 | 18:12 WIB
Kepala SMAN 6 Surakarta Munarso bersama sejumlah teman dan mantan guru Jokowi memperlihatkan salinan ijazah Presiden Joko Widodo, Senin (17/10/2022). [ANTARA/Aris Wasita]

SuaraKalbar.id - Isu terkait ijazah palsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sempat mencuat pada beberapa waktu terakhir turut mendapatkan tanggapan dari teman dan Guru SMA Jokowi.

Salah satu teman sekolah Jokowi sewaktu di SMAN 6 Surakarta bernama Ria Tri Rasmani mengungkapkan bahwa pihaknya harus ikut meluruskan isu terkait dengan ijazah palsu tersebut.

"Kami merasa terpanggil untuk ikut menjelaskan dan juga meluruskan. Kami semua, terutama di belakang ini adalah teman-teman seangkatan beliau (Jokowi)," kata Ria di Solo, Senin (17/10/2022).

Ria mengungkapkan, jika ijazah Jokowi diragukan keasliannya, artinya ijazah rekan-rekan lain yang satu angkatan dengan Jokowi juga diragukan.

Baca Juga: Jokowi Reuni Kumpul Bareng Alumni Kehutanan UGM, Kenang Masa Indah saat Kuliah

"Kami semua ikut bertanggung jawab secara moral untuk mengklarifikasi sekaligus meluruskan," ujarnya.

Sementara itu, mantan guru Kimia Presiden Jokowi Sri Hariyadi Ningsih mengaku sudah mengajar Jokowi sejak kelas 1 hingga kelas 3 SMA.

Bu Sri mengungkapkan, pada saat itu SMAN 6 Surakarta masih bernama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP).

Selama mengajar, Sri Hariyadi Ningsih menilai Presiden Jokowi memiliki kelebihan daripada siswa lain, khususnya untuk mata pelajaran Kimia. Bahkan, Jokowi selalu memperoleh nilai yang tinggi pada mata pelajaran tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Kepala SMAN 6 Surakarta Munarso memperlihatkan buku induk yang membuktikan bahwa Presiden Jokowi memang benar-benar pernah sekolah di SMAN 6 Surakarta.

Baca Juga: Cerita Teman Satu Kelas di SMAN 6 Solo, Presiden Jokowi Tidak Mau Dicontek hingga Pernah Didorong Pas Olahraga

Munarso bahkan memperlihatkan salinan ijazah Jokowi. Ia mengatakan bahwa SMAN 6 Surakarta awalnya bernama SMPP yang berdiri pada tanggal 26 November 1975. Pada saat itu, jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Syarif Thayeb.

Selanjutnya, pada tahun 1977 sekolah tersebut mulai menerima peserta didik baru dan Presiden Jokowi masuk menjadi salah satu siswa pada angkatan pertama.

"Jokowi lulus pada tanggal 30 April 1980," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mengatakan isu tersebut tidak perlu diperpanjang. Apalagi, belum lama ini juga sudah ada klarifikasi dari UGM yang menjadi tempat kuliah Presiden Jokowi.

"Ya, mau masuk SMP 'kan pakai ijazah SD, mau masuk SMA 'kan pakai SMP, daftar kuliah pakai ijazah SMA, daftar kerja pakai ijazah perguruan tinggi," katanya. (Antara)

Load More