SuaraKalbar.id - Indonesia dihuni oleh berbagai suku yang kaya akan keragaman budaya termasuk cara pandang tentang kecantikan.
Hal ini tercermin dalam tradisi unik yang berkaitan dengan definisi kecantikan masing-masing suku. Salah satu tradisi yang mencolok adalah Telingaan Aruu, praktik memanjangkan daun telinga yang menjadi ciri khas suku Dayak di pedalaman Kalimantan.
Telingaan Aruu menjadi simbol kebangsawanan dan kecantikan bagi suku Dayak. Menurut suku ini, semakin panjang telinga seorang wanita, semakin cantik dan mulia ia dianggap.
Secara khusus tradisi ini dijalankan oleh beberapa suku Dayak, seperti Dayak Kenyah, Dayak Bahau, Dayak Penan, dan lainnya.
Ritual Telingaan Aruu dimulai sejak bayi dengan tindakan mucuk penikng, yaitu penindikan daun telinga. Setelah itu, benang digunakan sebagai pengganti anting-anting, dan seiring waktu, digantikan oleh pintalan kayu gabus yang menyebabkan lubang pada daun telinga semakin membesar.
Anting-anting tembaga, disebut belaong, kemudian digunakan dan ditambahkan secara berkala, menciptakan lubang telinga yang besar dan panjang.
Meskipun tradisi ini memiliki variasi di antara sub suku Dayak, tujuannya tetap sama, yaitu menciptakan telinga yang panjang sebagai simbol keanggunan dan kebangsawanan.
Suku Dayak Iban, contohnya, melibatkan manik-manik berat yang menempel pada telinga untuk melatih kesabaran.
Sayangnya, tradisi Telingaan Aruu perlahan mulai ditinggalkan, terutama oleh generasi muda. Meski masih ada beberapa perempuan yang mempertahankan tradisi ini, mereka umumnya sudah berusia senja.
Baca Juga: Trend Douyin Makeup Viral dengan Produk Lokal
Beberapa di antara mereka bahkan sengaja menghilangkan atribut tradisi tersebut karena dianggap ketinggalan zaman.
Banyak yang melihat Telingaan Aruu sebagai tradisi masa lalu, namun nilai-nilai dan keunikan yang terkandung dalam praktik ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan identitas suku Dayak.
Meskipun pemanjangan telinga mungkin perlahan tergantikan oleh arus modernisasi, Telingaan Aruu tetap menjadi warisan budaya yang memikat dan menggambarkan kekayaan tradisional suku Dayak di Kalimantan.
Kontributor : Maria
Berita Terkait
-
Trend Douyin Makeup Viral dengan Produk Lokal
-
Sempat Dituduh Pro Israel, Brand Kecantikan Lokal Tunjukkan Bukti Donasi Rp 600 Juta untuk Palestina
-
Pakai Baju Bersayap ke Pesta Ultah Ashanty, Kecantikan Inara Rusli Curi Perhatian
-
Dapat Mengatasi Peradangan, Berikut 3 Manfaat Teratai untuk Kecantikan
-
Destinasi Spa Khas Indonesia Kini Hadir di Pangkalan Bun Kalimantan Tengah
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Blak-blakan! Jokowi Ungkap Tujuan Perubahan Lambang PSI dari Mawar ke Gajah
-
Catut RANS Entertainment, Penipuan Bisnis Kecantikan di Pekanbaru Rugikan Rp6,8 Miliar
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
-
Sah! Pemerintah Mulai Pungut Pajak dari Pedagang E-commerce
-
Sri Mulyani Mulai Sasar Makanan Ringan Bernatrium, Siap-siap Kena Cukai!
Terkini
-
BMKG: 61 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Waspadai Potensi Karhutla di Tengah Cuaca Ekstrem
-
7 Tips untuk Orang Tua yang Anaknya Baru Masuk Sekolah Dasar
-
Drama Lucu Hari Pertama Sekolah di Pontianak: Tangis, Rebutan Kursi, hingga Strategi Orang Tua
-
Sadis! Dipukul Dayung Lalu Dibuang ke Laut: Begini Akhir Hidup Fidiansyah di Tangan Tetangga
-
Optimalkan Peran Satgas Medsos, Komdigi Gelar Bimtek di Kalbar