SuaraKalbar.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mencatat sebanyak 61 titik panas yang tersebar di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) dalam beberapa hari terakhir.
Fenomena ini menandai periode krusial rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang harus segera diantisipasi oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Supadio, Sutikno, menyatakan bahwa peningkatan jumlah titik panas ini merupakan peringatan dini atas potensi karhutla, terutama di tengah dinamika cuaca Kalbar yang masih sangat fluktuatif.
"Dengan semakin banyaknya terpantau titik panas di Kalbar, di mana kondisi ini menjadi peringatan dini meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tengah dinamika cuaca yang masih fluktuatif," kata Sutikno, Senin (14/7), di Sungai Raya.
Menurut Sutikno, periode 14–20 Juli 2025 akan menjadi masa rawan yang patut diwaspadai.
Meski sejumlah wilayah masih diguyur hujan, potensi karhutla tetap tinggi karena curah hujan tidak merata dan sering kali diselingi cuaca panas terik.
"Periode 14 sampai 20 Juli 2025, wilayah Kalimantan Barat berpotensi mengalami kemudahan terjadinya karhutla. Ini menjadi perhatian bersama, terutama agar masyarakat tidak melakukan pembakaran terbuka dalam bentuk apa pun," ujarnya.
BMKG juga melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, wilayah Kalbar mengalami hujan ringan hingga sangat lebat.
Ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat akan terus terjadi hingga 16 Juli, disertai petir dan angin kencang di beberapa lokasi, khususnya pada siang hingga sore hari.
Baca Juga: Kalbar Waspada Karhutla! BMKG Beri Peringatan Keras Hadapi Puncak Kemarau 2025
Cuaca ekstrem ini dinilai berpotensi menimbulkan genangan air, banjir lokal, hingga tanah longsor, terutama di daerah rawan.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca yang berubah cepat dan ekstrem.
Meski demikian, dari sisi kualitas udara, Kalbar masih berada dalam kategori baik hingga sedang berdasarkan indeks rata-rata PM2.5 per 13 Juli 2025.
Namun, Sutikno mengingatkan bahwa situasi dapat berubah drastis jika kebakaran semakin meluas.
"Kualitas udara bisa berubah dengan cepat tergantung arah angin dan skala kebakaran. Maka dari itu, deteksi dini harus dibarengi dengan langkah pencegahan di lapangan," katanya.
Sebagai bentuk respons terhadap kondisi ini, BMKG mengeluarkan serangkaian imbauan kepada masyarakat:
Tag
Berita Terkait
-
Kalbar Waspada Karhutla! BMKG Beri Peringatan Keras Hadapi Puncak Kemarau 2025
-
Karhutla Landa Rasau Jaya, Tim Gabungan Berjibaku Padamkan Api di Lahan Gambut
-
BPBD Kalbar Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla di 3 Kabupaten Rawan
-
Waspada Karhutla! Dua Kabupaten di Kalbar Sudah Tetapkan Status Siaga
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Kubu Raya, Masyarakat Diminta Waspada
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Sahroni Digeruduk, Nilai SMP Dibongkar! Karma 'Orang Tolol Sedunia'?
Pilihan
-
Detik-detik Sandy Walsh Cetak Gol Perdana di Buriram United
-
Persib Los Galaticos: Selain Eliano Reijnders, Maung Bandung Rekrut Striker Prancis
-
Durasi Kontrak Eliano Reijnders di Persib Bandung, Resmi Jadi Bagian Skuad Pangeran Biru
-
Selamat Tinggal Calvin Verdonk, Perpisahan Lawan Klub Justin Hubner Besok
-
Calvin Verdonk Resmi ke Ligue 1, Gabung LOSC Lille dari NEC Nijmegen
Terkini
-
BRImo Tawarkan Voucher Spesial dari Ratusan Merchant Pilihan
-
Program Sapi Merah Putih Dinilai akan Berkontribusi dalam Menciptakan Ketahanan Pangan
-
Dorong Green Finance, BRI Catat Capaian Besar Lewat Instrumen ESG Senilai Rp73,45 Triliun
-
IM3 Kenalkan SATSPAM di Pontianak, Fitur untuk Lawan Penipuan Digital
-
Luncurkan Kartu Debit Co-Branding, BRI dan INDODAX Pacu Pertumbuhan Ekosistem Keuangan Digital