Scroll untuk membaca artikel
Bella
Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:59 WIB
Suasana penjualan takjil di Masjid Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, pada Kamis (21/3/24). (SuaraKalbar.id/Maria)

SuaraKalbar.id - Belakangan ini di sosial media tengah viral sejumlah video-video mengenai masyarakat agama lain yang turut meramaikan bulan Ramadan dengan ikut berburu takjil.

Kejadian tersebut, ternyata turut terjadi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Seorang warga beragama Katolik bernama Jeje mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu orang yang ikut berburu takjil.

"Aku pribadi hampir tiap hari nyari takjil, emang anaknya suka ngemil," ucap Jeje saat dikonfirmasi SuaraKalbar.id pada Sabtu (23/03/2024) siang.

Baca Juga: Baru Diresmikan Jokowi, Duplikasi Jembatan Kapuas 1 Macet Total

Tak tanggung-tanggung, Jeje mengakui dirinya mulai berburu takjil sejak pukul 14.00 WIB.

"Biasanya nyari takjil di jam 2-an karna lagi panas banget di Pontianak jadi kepengen nyari minuman dan cemilan," ujarnya antusias.

Saat ditanyai terkait strategi khusus, ia menyebutkan sengaja mencari waktu di jam rawan teman-teman Muslim.

"Ga ada strategi khusus sih karena emang curi start jam 2, di jam rawannya temen muslim yang lagi puasa," tawanya.

Meskipun demikian, Jeje turut meminta maaf sebagai umat Katolik yang kerap berburu takjil di tengah jam rawan.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Mempawah dan Sekitarnya Hari Sabtu 23 Maret 2024

"Buat sobat muslim, mohon maaf suka curi start cari takjil. Kuat-kuat puasanya ya," pungkasnya.

Selain itu, ada pula warga beragama Kristen Protestan, Rere, yang juga kedapatan berbelanja takjil di Masjid Mujahidin.

"Senang aja berburu di sini soalnya banyak variasi makanan yang berbeda-beda terus kelihatannya lebih menggiurkan," ucap Rere antusias.

Rere mengakui dirinya hampir setiap hari berburu takjil dan memulai berbelanja sejak pukul 14.00 WIB.

"Biasanya paling senang beli risol, salad buah, chai kue, pentol mercon dan es jeruk," tambahnya.

Tak tanggung-tanggung, Rere menghabiskan belanja takjil bahkan hingga mencapai Rp 50.000 hingga Rp 60.000 ribu untuk dirinya sendiri.

Ada pula Shela, seorang penjual takjil yang berlokasi di Masjid Mujahidin, Pontianak, mengakui dirinya tak masalah dengan tren masyarakat nonis yang ikut serta berburu takjil.

"Senenglah. Lebih banyak pembeli, lebih banyak dapat uang," ujar Shela.

Shela mengakui hampir setiap hari takjil yang ia jual dengan kurang lebih 50 jenis makanan dan minuman selalu habis terbeli oleh pelanggan Islam dan nonis.

"Alhamdulillah hampir setiap hari habis," pungkas Shela senang.

Kontributor : Maria

Load More