Suhardiman
Rabu, 17 Desember 2025 | 14:46 WIB
Warga berjalan di desa yang luluh lantak pascabanjir di Desa Bundar, Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (9/12/2025). [ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/mrh/foc]
Baca 10 detik
  • Banjir bandang dan longsor merusak lebih dari 147 ribu rumah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
  • Pemerintah mempercepat pemulihan dengan data kerusakan rumah sebagai acuan pembangunan hunian sementara dan tetap.
  • Total korban meninggal dunia mencapai 1.053 jiwa; saat ini terdapat 606.040 jiwa yang mengungsi.

SuaraKalbar.id - Sebanyak 147 ribu lebih rumah rusak akibat banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, pemerintah terus mempercepat langkah pemulihan pascabencana.

"Sebanyak 147 ribu lebih rumah mengalami kerusakan mulai dari kategori ringan hingga berat akibat bencana. Data tersebut menjadi acuan bagi perencanaan pembangunan hunian sementara dan hunian tetap bagi masyarakat terdampak," katanya, melansir Antara, Rabu 17 Desember 2025.

Ia mengatakan, kerusakan rumah di Provinsi Aceh sebanyak 106.058 unit. Rinciannya, 46.779 unit rusak ringan, 22.951 unit rusak sedang, dan 36.328 unit rusak berat.

Adapun tiga kabupaten dengan jumlah rumah rusak terbanyak adalah Aceh Utara sebanyak 36.964 unit, Aceh Timur mencapai 18.914 unit, dan Aceh Tamiang sebanyak 10.720 unit.

Sedangkan di Sumatera Utara, total rumah rusak mencapai 28.708 unit, terdiri 19.651 unit rusak ringan, 3.899 unit rusak sedang, dan 5.158 unit rusak berat.

"Dari jumlah rumah rusak berat tersebut, sebanyak 1.068 unit dilaporkan hilang atau hanyut terbawa banjir. Wilayah dengan dampak terbesar meliputi Kabupaten Langkat sebanyak 11.273 unit, Tapanuli Tengah 6.481 unit, dan Tapanuli Selatan 4.624 unit," ujarnya.

Sementara, di Sumatera Barat tercatat 12.451 unit rumah rusak Rinciannya 6.933 unit rusak ringan, 2.959 unit rusak sedang, dan 2.559 unit rusak berat.

Dampak paling signifikan terjadi di Kota Padang dengan 5.497 unit rumah rusak, disusul Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 3.490 unit dan Kabupaten Agam 1.540 unit.

Pendataan rumah rusak dilakukan secara rinci dan terverifikasi sebagai bagian dari komitmen pemerintah memastikan proses pemulihan berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan.

"Data ini menjadi dasar penyusunan dan perencanaan pembangunan hunian, baik untuk relokasi maupun pembangunan di lokasi semula, khususnya bagi rumah rusak ringan," katanya.

Untuk pembangunan hunian di lokasi awal, kata dia, tentunya memperhatikan aspek mitigasi bencana, baik struktural maupun nonstruktural guna mencegah dampak bencana serupa di masa mendatang.

Menurut dia, rumah dengan kategori rusak ringan masih memungkinkan untuk dibangun kembali di lokasi semula dengan penataan kawasan lingkungan yang lebih aman.

"Sementara itu, rumah rusak berat dan yang berada di zona rawan akan diarahkan ke skema relokasi yang lebih layak dan aman. Dan ini masih didiskusikan dengan pemerintah daerah," katanya.

Selain kerusakan infrastruktur permukiman, BNPB juga mencatat perkembangan terkini jumlah korban jiwa. Hingga Selasa 16 Desember 2025, total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut bertambah menjadi 1.053 jiwa.

Load More