"Istilahnya seorang pendosa menuju hijrah ke arah yang lebih baik daripada sebelumnya," katanya.
Menurut Holo Alkaf, tato adalah sebuah seni.

"Saya sebagai kepala desa harus bisa menjadi bapak dari masyarakat desa Purwasaba," kata Holo Alkaf.
"Dan dengan jabatan, saya akan mengabdikan seluruh jiwa raga dengan segala kemampuan yang saya miliki untuk masyarakat Desa Purwasaba ke arah yang lebih baik daripada pendahulu saya," kata dia lagi.
Baca Juga:Perkenalkan Hoho Alkaf, Kepala Desa Bertato Asal Banjarnegara, Bukan Preman
"Di desa Purwasaba bukan hanya saya yang mempunyai tato, akan tetapi ada perangkat lain yang bertato dan disukai olah warganya. Jadi anggapan tentang orang bertato yang identik dengan kriminal dan preman itu saya anggap hanya oknum saja," paparnya panjang lebar.
Kini Holo Alkaf mengklaim lagi menempuh pendidikan S2 di Universitas Jenderal Soedirman. Dia juga mengklaim ingin membeli mobil ambulans untuk warga desa.
"Dengan uang saya sendiri bukan menggunakan uang desa," singkatnya.
Di mata warga, Holo Alkaf adalah seorang pemimpin yang sangat baik walaupun bertato.
Baca Juga:Listy Chan Ingin Tambah Tato Baru, Warganet: Supaya Apa?