"Baik saya berkolaborasi dengan mas Rifky Widianto @rfkyw dengan memaparkan file Asli Jepretan saya, Hasil Kerja Keras dan mengabarkan kepada warga Jakarta tentang Kondisi #JakartaLangitBiru," sambungnya.
Terlihat dalam postingannya, Ari Wibisono menunjukkan file foto miliknya sebelum dan sesudah diedit.

Tak hanya itu, ia turut menjelaskan sejumlah foto yang ia ambil menggunakan ukuran lensa yang berbeda di Insta Story miliknya.
Ari Wibisono menyatakan, mestinya Arbain Rambey mencoba memotret Gunung Gede Pangrango menggunakan berbagai ukuran lensa di tempat yang sama sebelum mengoreksinya.
Baca Juga:Diam-diam Beli Jualan Ibunya yang Sepi, Aksi Warganet Ini Bikin Haru
"Intinya, sebelum mengoreksi sebuah karya, boleh dicoba dengan tempat yang sama dan lensa yang sama ukurannya," ujarnya.
Ari Wibisono bahkan menjamin ketika udara bersih Gunung Gede Pangrango akan terlihat jelas dengan telanjang mata di titik tempat ia mengambil gambar.
"Saya jamin di titik itu ketika udara bersih ibu kota, Gunung Gede Pangrango akan terlihat jelas dengan mata telanjang. Yang pasti gunung itu tidak akan kemana mas, tetap akan di situ dan yang paling menentukan adalah CUACA, POLUSI, DAN UDARA," terangnya.
Respons Pemprov DKI
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, Gunung Gede Pangrango memang bisa terlihat dari Kemayoran jika kondisi cuaca dan kualitas udara Jakarta sedang baik. Terlebih lagi pada saat ini, kondisi pandemi membuat syarat itu terwujud.
Baca Juga:Geger Pria Misterius Kapak Kepala Kucing Sampai Hancur di Batam, Sosiopat?
"Pandemi telah menunjukkan kepada kita, bahwa masih ada harapan untuk lingkungan hidup yang lebih baik dan oleh karena itu kita perlu berubah menuju kota yang lebih berkelanjutan dan tangguh," ujar Syaripudin dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).
Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemprov telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk membatasi kegiatan masyarakat. Hasilnya, tingkat polisi berkurang serta kualitas udara menjadi lebiu baik.
"Hal ini juga karena adanya peningkatan signifikan gaya hidup baru penggunaan sepeda sebagai alat transportasi ramah lingkungan dan adanya pengetatan kewajiban uji emisi bagi kendaraan bermotor," jelasnya.
Tak hanya itu, menurut Syaripudin kebijakan mendorong masyarakat menaiki kendaraan umum juga menjadi faktor. Banyak masyarakat yang meninggalkan kendaraan bermotor pribadinya dan menggunakan moda transportasi massal yang disediakan.
"Kami terus mengerjakan perluasan MRT, BRT, LRT, revitalisasi trotoar, integrasi berbagai moda transportasi, dan pengembangan jalur khusus sepeda di seluruh kota," pungkasnya.