Tahun Baru Saka, Umat Hindu Banjarmasin Gelar Upacara Tawur Kesanga

Umat Hindu yang berada di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya Kota Banjarmasin menggelar peringatan Tahun Baru Saka. Mereka menggelar Upacara Tawur Kesanga.

Andi Ahmad S
Minggu, 14 Maret 2021 | 11:31 WIB
Tahun Baru Saka, Umat Hindu Banjarmasin Gelar Upacara Tawur Kesanga
Umat Hindu di Banjarmasin gelar upacara tawur kesanga menyambut Nyepi [Kanalkalimantan.com]

SuaraKalbar.id - Umat Hindu yang berada di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya Kota Banjarmasin menggelar peringatan Tahun Baru Saka. Mereka menggelar Upacara Tawur Kesanga, Minggu (14/3/2021).

Pantauan wartawan diokasi, terlihat umat agama Hindu yang sedang melaksanakan rangkaian kegiatan jelang Nyepi atau tahun baru Saka 1943, yang diadakan di Pura Agung Jagat Natha, di JL Gatot Suroboyo, Kota Banjarmasin

I Ketut Artika, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalsel mengatakan, hari ini umat agama hindu melaksanakan upacara Mecaru, yang mana upacara ini merupakan bagian dari rangkaian acara menjelang hari raya Nyepi.

“Yang mana tujuannya dari upacara ini adalah untuk menetralisir segala macam hal-hal yang negatif, sebelum memulai persembahyangan,” ujar ketua PHDI, dikutip dari kanalkalimantan.com.

Baca Juga:Satgas COVID-19 Kalbar Peringatkan untuk Mempawah dan Landak

Ia juga berharap, untuk kedepannya wabah COVID-19 ini bisa cepat berlalu atau hilang, jadi semuanya bisa kembali normal seperti sebelumnya.

“Ya dalam pelaksanaan perayaan upacara ini, semua umat yang hadir, tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku. Kita sama-sama menjaga agar tidak terjadi klaster baru,” ucapnya.

Setelah selesai upacara mecaru, rangkaian upacara akan dilanjutkan dengan upacara Tawur Kesanga sebagai upacara puncak sebelum hari raya Nyepi.

I Wayan Karyana, Ketua Pengurus Pura Agung Jagat Natha juga menambahkan, upacara mencaru juga bertujuan agar proses sembahyang umat Hindu bisa lebih hikmat.

“Jadi ketika berdoa saat upacara tawur kesanga, tidak ada gangguan dari alam bawah,” tambah ketua pengurus pura.

Baca Juga:Listrik di Nusa Penida Dipadamkan saat Hari Raya Nyepi

Ia juga mengatakan, setelah upacara Tawur Kesanga, untuk keesokan harinya akan dilanjutkan dengan Catur Brata Penyepian,

“Penyepiannya itu dimulai dari jam 6 pagi, saat matahari terbit, sampai jam 6 pagi esok harinya lagi, jadi itu berlangsung selama 24 jam full,” tutur Wayan

Saat menjalani puasa, ada 4 hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu Amati Geni (tidak menghidupkan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (Tidak Bepergian) dan Amati Kelangan (Tidak bersenang-senang).

“Jadi 4 hal tersebut, yang harus kita lakukan saat hari raya Nyepi, hal tersebut dilakukan agar kita bisa merenungkan apa yang telah diri kita lakukan selama setahun yang telah lewat,” kata Wayan.

“Jadi setelah sampai jam 6 pagi keesokannya lagi atau Senin nanti, baru lah kita bisa beraktifitas kembali,” pungkas Wayan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini