Sejarah Kesultanan Pontianak: 8 Sultan, Peninggalan dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan

Kesultanan Kadriah merupakan kesultanan termuda di Indonesia.

Husna Rahmayunita
Kamis, 03 Juni 2021 | 17:12 WIB
Sejarah Kesultanan Pontianak: 8 Sultan, Peninggalan dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan
Istana Kadriah (Suara.com/DInda)

7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945.

8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1945-1950.

Beberapa peninggalan Kesultanan Pontianak pun masih bisa disaksikan sampai sekarang. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Keraton Kadriah

Baca Juga:Viral Istri Ngamuk Suami Ngamar Bareng Teman Sendiri, Diduga di Pontianak

Istana Kadriah terletak tepat di persimpangan sungai Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas. (Suara.com/Rahmad Ali)
Istana Kadriah terletak tepat di persimpangan sungai Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas. (Suara.com/Rahmad Ali)

Keraton Kesultanan Kadriah masih bisa disaksikan sampai sekarang. Lokasinya berada di Kampung Beting, Kelurahan Bugis Dalam, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Bangunan ini memiliki struktur yang cukup unik dan disusun dari kayu pilihan.

Di bagian depan, tengah, dan kiri, terdapat 13 meriam buatan Portugis dan Prancis. Di bagian depan, terdapat mimbar yang dulunya digunakan sultan untuk beristirahat.

Di tempat ini juga terdapat genta yang sering dibunyikan ketika ada marabahaya. Selain itu, di dalamnya, juga ada berbagai barang-barang sejarah peninggalan Kesultanan Pontianak, seeprti cermin, kelambu, benda pusaka, dan lain sebagainya.

2. Masjid Jami Pontianak

Masjid Jami merupakan penanda berdirinya Kesultanan Pontianak. Masjid ini dibangun pada tahun 1771. Awal berdirinya, masjid ini hanya berupa bangunan sederhana dengan atap rumbia. Setelah melakukan beberapa kali penyempurnaan, masjid ini pun kini megah dengan arsitektur yang cukup unik.

Baca Juga:Pilihan Transportasi dari Pontianak ke Singkawang buat Pelancong

Arsitektur Masjid Jami menunjukkan akulturasi dari berbagai budaya, yakni arsitektur Jawa, Timur Tengah, Melayu, dan Eropa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini