2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819.
3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855.
4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872.
5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895.
Baca Juga:Viral Istri Ngamuk Suami Ngamar Bareng Teman Sendiri, Diduga di Pontianak
6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944.
7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945.
8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1945-1950.
Beberapa peninggalan Kesultanan Pontianak pun masih bisa disaksikan sampai sekarang. Berikut ini beberapa di antaranya.
Baca Juga:Pilihan Transportasi dari Pontianak ke Singkawang buat Pelancong

Keraton Kesultanan Kadriah masih bisa disaksikan sampai sekarang. Lokasinya berada di Kampung Beting, Kelurahan Bugis Dalam, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Bangunan ini memiliki struktur yang cukup unik dan disusun dari kayu pilihan.
Di bagian depan, tengah, dan kiri, terdapat 13 meriam buatan Portugis dan Prancis. Di bagian depan, terdapat mimbar yang dulunya digunakan sultan untuk beristirahat.
Di tempat ini juga terdapat genta yang sering dibunyikan ketika ada marabahaya. Selain itu, di dalamnya, juga ada berbagai barang-barang sejarah peninggalan Kesultanan Pontianak, seeprti cermin, kelambu, benda pusaka, dan lain sebagainya.
Masjid Jami merupakan penanda berdirinya Kesultanan Pontianak. Masjid ini dibangun pada tahun 1771. Awal berdirinya, masjid ini hanya berupa bangunan sederhana dengan atap rumbia. Setelah melakukan beberapa kali penyempurnaan, masjid ini pun kini megah dengan arsitektur yang cukup unik.
Arsitektur Masjid Jami menunjukkan akulturasi dari berbagai budaya, yakni arsitektur Jawa, Timur Tengah, Melayu, dan Eropa.