SuaraKalbar.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengungkapkan hubungan antara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mungkin saja dalam politik praktis ada gesekan-gesekan, namun keduanya sebenarnya sangat dekat layaknya kakak dan adik.
"Gus Dur kenal dengan Bu Mega sudah sejak lama, seperti kakak adik hubungannya. Sudah puluhan tahun saling mengenal dan ada banyak hal yang beliau berdua berbagi; artinya pemikiran yang sama di antara beliau berdua. Namun, mungkin saja dalam politik praktis ada gesekan-gesekan, itu yang sangat wajar," ungkap Gus Yahya, Selasa.
Hal tersebut diungkapkan Gus Yahya dalam serial Inspirasi Ramadan 2022 bertajuk "Inspirasi Keteladanan Gus Dur", yang ditayangkan melalui akun YouTube BKN (Badan Kebudayaan Nasional) PDI Perjuangan.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut Yahya juga meluruskan berbagai anggapan di media sosial yang mempertontonkan seolah-olah Gus Dur dan Megawati terus-menerus berkonflik dan berbeda pendapat.
Bahkan, menurutnya, Gus Dur dan Presiden kedua RI Soeharto memiliki hubungan cukup dekat. Namun jelas, ada banyak hal bahwa Gus Dur berbeda dengan Soeharto, tambahnya.
"Sehingga kami melihat dalam perjalanan politiknya, ada momentum-momentum yang terlihat Gus Dur berseberangan dengan Bu Mega. Itu wajar saja karena memang politik kan seperti itu. Politik itu muamalah dan di dalam wacana fiqih itu seperti orang lain yang tidak ada hubungan sama sekali. Seperti contoh transaksi dagang dengan saudara kandung, dalam fiqih pun harus dilakukan secara objektif, dan itu sama halnya seperti politik," katanya.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, Gus Dur dan Megawati dinilai sebagai ikon perlawanan terhadap rezim orde baru, dengan keduanya banyak berbagi terkait nilai-nilai dasar kebangsaan dan kemanusiaan. Sehingga, momen dimana digambarkan terjadi gesekan antara keduanya merupakan hal wajar dalam politik.
Bagi Gus Yahya, Gus Dur adalah sosok pejuang kemanusiaan yang tidak hanya memperjuangkan kelompok Islam, melainkan seluruh lapisan masyarakat.
Yahya membeberkan kisah ihwal keteladanan Gus Dur saat dia menjadi juru bicara kepresidenan dan mendampingi Gus Dur sebagai Presiden RI.
Baca Juga:Memori Lawas Ramadhan: Gus Dur Tawarkan Salat Tarawih Dua Versi, Soeharto Pilih Yang Ada 'Diskon'
Menurut Yahya, Gus Dur adalah seorang tokoh intelektual besar yang dibentuk oleh keluasan pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Gus Dur merupakan seorang penjelajah ilmu karena mempelajari semua ilmu, tidak hanya terbatas pada wawasan Islam, ungkapnya.
- 1
- 2