SuaraKalbar.id - Beredar video singkat yang menunjukkan seorang bule tampak marah-marah di salah satu pantai yang berlokasi di Kuta, Bali.
Video viral yang tersebar di media sosial itu diunggah akun Instagram @lambegosiip (22/4/2022).
Dalam video tersebut, sang bule yang menggunakan kacamata dengan emosi mengungkap dirinya merasa jengkel dengan para oknum pedagang di pantai Kuta yang sangat mengganggu privasinya.
"Kuta lebih buruk. Orang-orang mengganggu Anda ketika Anda datang ke pantai dan itu sangat menjengkelkan," ucap Bule itu dengan bahasa Inggris.
Baca Juga:Berat Badan Jennifer Jill Turun 20 Kg di Usia 51 Tahun, Warganet Sebut Makin Seksi
Selain itu, dirinya juga dengan yakin menyebut para oknum tersebut sangat mengerikan dan ia tak akan lagi berkunjung ke Kuta, Bali
"Saya tidak ingin kembali ke Kuta atau Bali. Ini mengerikan, itu benar-benar mengerikan," kata Bule itu.
Kejadian tersebut tampaknya dibenarkan oleh para warga lokal yang pernah berkunjung ke Bali, di kolom komentar mereka beramai-ramai menceritakan pengalaman masing-masing.
"ya sih ini memang bener adanya...harusnya pedagang baju, tukang pijat, tukang tatto nggak maksa kalo udah ditolak..yang tadinya kita lagi banyak pikiran ke pantai buat tenangin diri biar otak sejuk..bukan sejuk otak kita tapi malah kesel...," tulis @wiwindayacolin.
"Eh tapi bener banget, baru duduk gak sampe 5 menit udah didatangin banyak banget ditolak juga tetap nunggu ..," tambah @yunitarinaaa.
Baca Juga:Kabel Listrik Dan Internet di Legian Dikeluhkan, Puspanegara : Tidak Nyaman Dilihat
Selain itu, banyak juga yang menandai akun media sosial pribadi Sandiaga Uno, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dengan harapan dapat menindaklanjuti para oknum pedagang yang meresahkan.
"Pakkk @sandiuno tolong Bali ditertibkan, para pedagangnya sudah sangat meresahkan dan bikin jengkel," ketik @scarlettmarshallbright.
"Need attention pak @sandiuno .. mungkin perlu ditertibkan lagi pedagang-pedagangnya.. biar para turis lebih nyaman datang ke bali, " ucap @azze.liakur2000.
Kontributor: Maria
