Mengenal Ya' Syarif Umar, Pejuang 45 asal Kalimantan Barat yang Kini Terlupakan

Piting lehernya, banting orangnya, injak dan habisi. Matilah orang yang mengibarkan bendera belanda itu

Bella
Selasa, 16 Agustus 2022 | 19:59 WIB
Mengenal Ya' Syarif Umar, Pejuang 45 asal Kalimantan Barat yang Kini Terlupakan
Ya’ Syarif Umar. [Istimewa]

“Dia tak tahu sama sekali kalau Indonesia mau merdeka. Tapi dia dan kawan-kawannya bersama pemuda lainnya yang akan bersekolah di Makassar itu mencarter perahu bugis untuk berlayar ke pulau jawa untuk meneruskan perjuangan, maka melaut lah dia pada September 1944,” sambungnya lagi.

Awal Mula Menjadi Pejuang di Pulau Jawa

Keberangkatan mereka yang hendak menuju pulau Jawa itu akhirnya gagal. Sebab, pada saat itu di sepanjang laut lepas terjadi pengeboman dan penembakan.

“Dia baru bisa meninggalkan daerah Pare-pare pada Juli tahun 1945. Lalu mereka terdampar di Surabaya pada tanggal 18 Agustus,” ceritanya.

Baca Juga:Singgung Pidato Kenegaraan Jokowi, Amnesty International : Jauh dari Harapan, hanya Mengulang

Ketika Hendak mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya mereka terkejut dan terenyuh kagum hatinya melihat sepanjang jalan bendera merah putih berdiri tegak berkibar. Sesampainya disana mereka di tempatkan oleh Tentara Republik Indonesia (TRI) disebuah sekolah bernama Juliana School bekas sekolah Belanda.

“Mereka ditempatkan oleh Tentara Republik Indonesia (TRI) yang salah satu pendirinya adalah Bung Tomo di sebuah sekolah bekas Belanda daerah Moro Krembangan,” katanya.

Pelaku Sejarah Peristiwa Perobekan Warna Biru Bendera Belanda yang Berkibar di Hotel Yamato

Ya` Syarif Umar bersama dua orang putra Kalimantan Barat lainnya yaitu Imran atau Ya` Muran Saiyan dan Abdul Murat atau Badung ikut dalam kancah revolusi di pulau Jawa.

Di sana lah Ya’ Syarif Umar dan kawan-kawan bergabung dengan Badan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI). “Setiap malamnya suara Bung Tomo di sini menggelegar membangkitkan semangat arek-arek Surabaya untuk angkat senjata,” terangnya.

Baca Juga:5.770 Narapidana di Sulawesi Selatan Dapat Remisi Perayaan Kemerdekaan 17 Agustus 2022

Pada waktu itu juga, bulan September 1945 terjadi insiden di hotel Yamato berkibar bendera Belanda. Melihat hal tersebut Ya’ Syarif Umar dan kawan-kawan sangat marah. Saat itu Ya’ Syarif Umar sudah menjadi komandan Pleton di Tentara Republik Indonesia (TRI) yang dipimpin oleh Kapten Abdullah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini