SuaraKalbar.id - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) buka suara terkait kasus pencabulan yang diduga dilakukan oknum polisi cabul di Pontianak terhadap remaja berusia 15 tahun.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengecam keras tindakan yang dilakukan aparat tersebut.
Ia meminta agar pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.
"Oknum Polantas itu, patut dipecat dari tugas dan kesatuannya dan terancan pidana 15 tahun penjara," ujar Arist dalam keterangan persnya Minggu (20/9/2020) seperti dikutip dari Kabarnusa.com.
Baca Juga: Berawal dari Tilang, Begini Kronologi Oknum Polisi Cabuli ABG di Pontianak
Arist menegaskan, tidak ada kata damai atas peristiwa ini, kejahatan seksual yang dilakukan DY terhadap anak ini merupakan kejahatan luar biasa dan merendahkan martabat anak.
Seharusnya, DY selaku penegak hukum melindungi anak bukan justru merusak masa depan anak.
Menururutnya perbuatan itu jelas-jelas merendahkan martabat anak, karenanya Komnas Perlindungan Anak sebagai institusi independen dibidang perlindungan anak di Indonesia meminta Kapolda Kalimantan Barat memberikan atensi atas peristiwa itu.
Komnas PA memberikan apresiasi atas kerja cepat Polresta Pontianak merespon laporan keluarga korban.
"Saya sangat percaya atas kerja keras dan atensi Kapolresta Pontianak Kombes Pol. Komaruddin atas peristiwa ini, kami patut memberikan apresiasi," tandas Arist.
Baca Juga: Bersiap Jadi Ekowisata Baru Pontianak, Sungai Jawi Terus Ditata
Tim Advokasi dan Litigasi Komnas Perlindungan Anak segera berkordinasi dengan Unit PPA Polresta Pontianak dan LPA Kalbar beserta P2ATP2A Pontianak dan pegiat Perlindungan Anak Kalbar untuk mengawal kasus ini dan membentuk Tim Pemulihan dan Rehabilitasi Sosial Korban.
Kronologi pencabulan
Informasi dihimpun Tim Advokasi dan Ligigasi Komnas Perlindungan Anak di Pontianak kejahatan tersebut berawal saat SW pelajar SMP bersama dua temannya yang mengendarai sepeda motor melintas di Jalan Sultan Hamid dekat Simpang Garuda, Kota Pontianak.
Saat itu, keduanya tindak menggunakan helm ganda. Oknum polisi DY lantas melakukan tilang, namun korban bersama kedua temannya menolak.
Korban SW kemudian diajak DY pergi sementara temannya disuruh pulang. DY pergi bersama korban SW menuju ke salah satu hotel. Akhirnya terjadi tindakan tidak sepatutnya secara paksa dialami SW.
Korban ditinggalkan sendirian di kamar hotel, hingga akhirnya ditemukan rekannya. Atas peristiwa itu, korban didampingi kedua orangtuanya melaporkan DY ke SPKT Polresta Pontianak kota.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Harga Emas Meroket! Ada yang Melonjak Hingga Rp1,9 Juta per Gram, Ini Daftar Lengkapnya
-
Tips Menabung Haji bagi Petani Sawit Kalbar, Berangkat ke Tanah Suci dari Hasil Kebun
-
Tips Menabung Haji 5 Tahun Langsung Berangkat ke Tanah Suci
-
Pemkot Pontianak Hadirkan Pasar Murah Jelang Idul Adha, Cek Jadwal dan Lokasinya di Sini!
-
Desa BRILiaN Hargobinangun Kelola Sampah Digital dan Pariwisata, UMKM Tumbuh Bersama BRI