Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman
Senin, 26 Oktober 2020 | 18:47 WIB
Ilustrasi Vaksin [Shutterstock]

SuaraKalbar.id - Kasus kematian misterius usai melakukan vaksin flu di Korea Selatan membuat pemerintah Singapura waspada.

Dua vaksin bernama dagang SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra ditangguhkan penggunaannya hingga waktu yang tidak ditentukan.

Per Sabtu (24/10), Korea Selatan melaporkan 48 orang meninggal dunia setelah mendapat suntikan vaksin flu, namun otoritas kesehatan menyebut mereka akan melanjutkan program vaksinasi karena tidak menemukan kaitan langsung antara vaksin dan kematian itu.

Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kasus kematian yang berhubungan dengan vaksinasi flu di Singapura, namun pemerintah memilih mengambil langkah preventif, menurut Kementerian Kesehatan dan Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) dalam pernyataan pada Minggu (25/10) malam.

Baca Juga: Pakar Minta Pemerintah Jangan Buru-buru Vaksinasi Covid-19 di 2020, Kenapa?

HSA menyebut pihaknya berkomunikasi dengan otoritas Korea Selatan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut selagi mereka melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah kasus kematian itu berkaitan dengan vaksinasi flu.

Vaksin SKYCellflu Quadrivalent diproduksi oleh perusahaan SK Bioscience asal Korea Selatan yang didistribusikan secara lokal di Singapura oleh AJ Biologics, sementara VaxigripTetra diproduksi oleh Sanofi, perusahaan asal Prancis, dengan distributor Sanofi Aventis.

Dua vaksin influenza lainnya yang masuk ke Singapura, untuk mengantisipasi musim flu tahun 2020/2021 di wilayah bumi bagian utara, mungkin akan dilanjutkan penggunaannya, kata otoritas kesehatan negara itu.

Pakar Imunologi Angkat Bicara

Menanggapi kematian misterius di Korea Selatan usai vaksinasi flu, pakar Alergi dan Imunologi Prof. Dr. dr. Iris Renggaris meminta masyarakat untuk tidak panik.

Baca Juga: 25 Tewas, Badan Forensik Korsel Tak Temukan Hubungannya dengan Vaksin

Kata dia, penting untuk mencaritahu merek apa yang digunakan dalam vaksinasi flu gratis kepada 19 juta penduduk Korea Selatan tersebut.

"Saya gak tahu merek vaksin apa, gak bisa menyamaratakan semua vaksin. Makanya itu harus diteliti, maksudnya vaksinnya sudah diujicoba tahap berapa, atau baru fase uji klinis tahap 3," ujar Prof. Iris saat dihubungi Suara.com, Jumat (23/10/2020).

Jika pada akhirnya diketahui bahwa merek vaksin yang sama telah beredar di Indonesia, maka Iris mengimbau adanya pemeriksaan lebih jauh mengenai lot number atau batch number, apakah sama dengan yang beredar di Indonesia atau tidak.

Sayangnya hingga saat ini, pihak terkait di Korea Selatan belum membuka data tersebut.

Mengaku ikut memantau pemberitaan vaksinasi flu di Korea Selatan, Iris menambahkan hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pasti kematian 25 orang di sana.

Tapi kata Iris, kematian ini harus diinvestigasi lebih lanjut. Ia juga berharap jenazah penerima vaksin segera diautopsi dan dicari tahu penyebab kematiannya.

"Kalau sampai menyebabkan kematian, saya justru bertanya kenapa? harus dicari penyebabnya. Paling bagus autopsi, tapi tidak dilakukan hal itu, atau belum dilakukan, saya tidak tahu," ungkapnya. [ANTARA]

Load More