Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 12 November 2020 | 15:09 WIB
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. (Suara.com/Eko Susanto)

SuaraKalbar.id - Mahasiswa akan melawan jika Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji benar-benar mempolisikan temannya. Laporan itu terkait kasus penghinaan yang didapatinya ketika Aliansi mahasiswa melakukan unjuk rasa menolak omnibus law pada 10 November lalu.

Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera), Jero Haryono mengatakan, sikap Gubenur Kalbar yang melaporkan salah satu peserta aksi dinilai terkesan arogan dan berlebihan.

“Menanggapi pernyataan bapak Gubernur yang akan melaporkan salah satu peserta aksi karena dinilai memaki beliau menurut kami secara aliansi itu sikap bapak Gubernur sebagai orang nomor satu di Kalbar terlalu arogan dan berlebihan, terlalu dangkal dalam menanggapi isi orasi tersebut. Padahal pada 9 Oktober beliau mengatakan siap bertemu masaa aksi sekalipun diajak 10 kali bertemu,” ujar Jero Haryono saat dihubungi, Kamis (12/11/2020).

Aliansi mahasiswa Kalbar siap untuk melakukan pembelaan terhadap salah satu peserta aksi yang dilaporkan.

Baca Juga: Eksotisnya Nggak Kira-kira, Intip Kemolekan Temajuk Kembaran Belitung

“Kalau hal tersebut memang dilakukan, kami dari aliansi akan melakukan pembelaan terhadap salah satu massa aksi yang dilaporkan,” tegasnya.

Dirinya juga membenarkan bahwa perempuan tersebut memang merupakan bagian dari aliansi.

“Iya termasuk dalam aliansi, karena dalam aksi kami tidak memberi batas untuk pemuda
atau rakyat yang mau ikut gerakan,” bebernya.

Jero sebelumnya menyampaikan kepada suarakalbar.co.id (Jaringan Suara.com) latar belakang dari awal aksi yang dilakukan pada 10 November yang lalu. Dijelaskannya masa aksi pada awalnya ingin menemui Gubernur Kalbar, akan tetapi pendemo ditahan oleh petugas didepan pintu gerbang kantor Gubernur Kalbar. Akhirnya, para pendemo melakukan unjuk rasa di tengah jalan.

Setelah sekitar dua jam melakukan orasi di jalan dan menunggu kabar keberadaan sang Gubernur, ada petugas keamanan yang mengatakan bahwa Sutarmidji sedang rapat dan ada kegiatan.

Baca Juga: Pemuda Kalimantan Panjat Sutet Semalaman, Alasannya Masih Misterius

Selanjutnya para peserta aksi disambut oleh Kepala Dinas Nakertrans bahwa Gubenur Kalbar sedang berada di Pendopo Gubernur.

Jero kembali menyampaikan bahwa setelah itu masa aksi berjalan menuju Pendopo Gubernur. Ketika sampai di Pendopo, masa aksi kembali dihadang di depan gerbang.

“Tidak lama kemudian kami meminta kejelasan dimana keberadaan pak Gubernur dan pihak keamanan mengatakan bahwa pak Gubernur tidak ada juga di Pendopo,” terangnya.

Pengunjuk rasa pun merasa dibohongi dan kecewa serta menyayangkan sikap Gubernur Kalbar tersebut. Karena tujuan awal mereka yakni menyampaikan aspirasi secara damai.

“Kami merasa dibohongi, kami merasa bapak Gubernur ingin bermain kucing-kucingan dengan hal tersebut. Jika bicara kecewa, kami sebagai masa aksi kecewa karena maksud kami datang bukan untuk rusuh, kami melakukan aksi damai,” ungkap Jero.

Load More