Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Farah Nabilla
Minggu, 10 Januari 2021 | 19:53 WIB
Captain Vincent Raditya saat terbang bersama Limbad [YouTube/Vincent Raditya]

SuaraKalbar.id - Kapten Vincent dikritik Melanie Subono bikin konten Youtube di lokasi Sriwijaya Air jatuh. Kapten Vincent  dituding cuma cari duit dan mencari pundi-pundi pendapatan Youtube. 

Dalam kontennya itu, Vincent Raditya membagikan videonya yang diambil langsung dari area jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182.

Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 membuat sejumlah orang ramai-ramai membuat konten untuk dibagikan ke media sosial. Sayangnya hal tersebut tak jarang mengesampingkan rasa empati.

Vincent Raditya seorang pilot memiliki akun YouTube dengan jutaan subscriber. Kapten Vincent, demikian pria ini akrab disapa, turut membagikan videonya yang diambil langsung dari area jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182.

Baca Juga: Bantu Korban Sriwijaya, Melanie Subono Sebar Kontak Posko Ante Mortem

Melanie Subono mengkritik konten Kapten Vincent Raditya. [Instagram/@melaniesubono]

Melanie menyayangkan pembuatan konten dengan memanfaatkan insiden kecelakaan tersebut dilakukan oleh seseorang yang berprofesi sebagai pilot.

"Karet gelang dikasih nyawa. Bikin Konten. Sesama pilot padahal," sindir Melanie dikutip dari akun Instagram-nya, Minggu (10/1/2020).

Dalam unggahan itu, ia juga menunjukkan tangkapan layar konten YouTube Vincent Raditya yang berjudul "Live dari Dugaan Crash Site Sriwijaya SJ-182".

Melanie menyebut agar sebaiknya konten tersebut diambil beberapa minggu usai kejadian lantaran situasi yang masih sensitif.

"Mbok nunggu seminggu, dua minggu dulu gitu bang. Mayan sih duit hasil monetize yutubnya," tulis Melanie menyarankan.

Baca Juga: Relawan Sukabumi Bantu Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Captain Vincent Raditya soal Pesawat Sriwijaya Air Jatuh (YouTube/VincentRaditya).

Melanie menilai jika tontonan dari konten Vincent Raditya dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat agar tak takut naik pesawat, hal itu bisa dilakukan Vincent tanpa harus mendatangi lokasi jatuhnya pesawat.

"Udah nonton gue, katanya intinya mau edukasi orang biar enggak takut terbang. Tapi di sekeliling orang lagi nyari-nyari mayat dan pesawat. Kalau edukasinya itu, enggak harus dari lokasi kejadian dan enggak usah pakai nama SJ 182," tulis Melanie mengkritik.

Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).

Pesawat bernomor registrasi PK-CLC jenis Boeing 737-500 itu sempat hilang kontak setelah take off dari Bandara Sukarno Hatta pada pukul 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB.

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.

Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

SJ-182 hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Load More