Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 11 Januari 2021 | 15:04 WIB
Pria bertato jadi muazin. (Tiktok/terdalam_)

Pernah di Pesantren

Meski sekujur tubuhnya dipenuhi tato, sejak masih PAUD sudah berkali-kali masuk pondok pesantren di daerah Bogor, Klaten, Tangerang dan yang terakhir adalah Salatiga. 

Puncaknya saat di Salatiga, Al-Maliki mulai tak betah, hingga akhirnya beberapa kali dia terpaksa kabur dari pondok pesantren tersebut. Pun lantaran sering melanggar peraturan, akhirnya Al-Maliki dipulangkan ke rumah. 

Tak betah di rumah, dia memilih hidup di jalanan. Ketika hidup di jalanan, dia mulai terlibat aksi perkelahian, minuman keras hingga terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian. 

Baca Juga: Viral Video Emak-emak Naik Beat Bikin Anak Motor Trail Melongo!

"Iya pernah juga ditangkap oleh polisi. Tak terhitung berapa kali saya ikut perkelahian," ucapnya. 

Hingga tiba di suatu peristiwa yang takkan pernah dilupakannya. Ketika seorang temannya ditemukan meninggal dimutilasi oleh orang tak dikenal di Tangerang beberapa tahun lalu. Dari situ, Al-Maliki mulai dapat hidayah untuk bertaubat. 

Pemuda penuh tato hijrah [TikTok/@terdalam_]

"Iya itu kejadian yang tak pernah terlupakan," katanya. 

Meski mengalami manis pahitnya hidup di jalanan, Al-Maliki tak ingin melupakan masa-masa jahiliyah-nya. Dia memilih untuk mengambil pelajaran semua hal yang pernah dia lakukan ketika hidup di jalanan. 

"Saya akan jadikan pelajaran kehidupan jahiliyah saya," ujarnya. 

Baca Juga: Benarkah Puluhan Santri Pingsan Usai Divaksin Covid-19? Ini Faktanya

Saat ini, dia sibuk menjadi takmir masjid dan menghafal Alquran. Selain itu, beberapa kali, Al-Maliki juga sering diundang untuk ceramah di beberapa tempat. (Dafi Yusuf)

Load More