Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Jum'at, 15 Januari 2021 | 12:56 WIB
Banjir di Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. (Antara/Faturrahman)

SuaraKalbar.id - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan status darurat bencana akibat banjir yang melanda dalam beberapa hari terakhir.

Banjir di awal kali ini disebut-sebut menjadi yang terburuk dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Akibat banjir besar, belasan ribu rumah terendam air sementara puluhan ribu warga terdampak.

Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat merilis, jumlah terkini warga terdampak banjir di Kalsel per Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Kalimantan Selatan Dilanda Banjir, Kenali Faktor yang Bisa Jadi Penyebab

Disebutkan ada 67.842 jiwa yang terdampak dari total 57 peristiwa banjir sejak awal tahun, sedangkan untuk bangunan rumah, yang terdampak mencapai 19.452 unit.

Secara akumulatif jumlah warga terdampak banjir ini masih didominasi dari Kabupaten Tanah Laut, dengan jumlah sebanyak 34.431 jiwa. Disusul Kabupaten Banjar yang tercatat sebanyak 25.601 jiwa, sedangkan sisanya berasal Kota Banjarbaru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tapin, dan sekitarnya.

Pada Kamis kemarin, jumlah warga terdampak mengalami lonjakan tiga kali lipat dari laporan data beberapa hari sebelumnya, Selasa (12/1/2021). Pihak BPBD masih mencatat sebanyak 21.506 jiwa yang terdampak.

Banjir di Kabupaten Seluma, Bengkulu [BNPB]

Tingginya jumlah warga terdampak di Kalsel, ternyata meningkat seiring masuknya laporan bencana banjir di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Balangan. Faktor lainnya, lantaran semakin parahnya kondisi di wilayah yang lebih dulu dilanda banjir.

Dikutip dari Kanalkalimantan.com-jaringan Suara.com, telah melaporkan beragam dampak yang muncul akibat terjangan banjir. Mulai dari lumpuhnya akses jalan penghubung antarkabupaten-kota, putusnya sejumlah jembatan hingga beberapa bangunan rumah warga yang tersapu bersih arus air.

Baca Juga: TPU di Ciamis Terendam Banjir, Begini Penampakannya

Tidak hanya kerugian material dan fisik, banjir juga membuat seorang perempuan berusia tiga tahun meninggal di Kota Banjarbaru, karena terseret derasnya air di saluran drainase.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Kalsel Abriansyah, mengungkapkan bencana banjir di Kalsel tak terelakkan, lantaran fenomena anomali iklim La Nina yang membuat curah hujan semakin meningkat.

“Peningkatan curah hujan telah terjadi di Kalsel. Penampung air seperti halnya embung di masing-masing Kabupaten/Kota sudah tidak mampu lagi menahan tingginya curah hujan dan akhirnya meluber ke pemukiman rumah warga,” katanya.

Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan masih akan melanda Kalsel selama dua hari ke depan dan akan berlangsung pada pagi, siang, dan dini hari. Wilayah yang berpotensi diguyur hujan hingga dua hari mendatang tersebut meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Tanah Laut, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan dan sekitarnya.

“Untuk dua hari ke depan masih di prakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ujar Prakirawan BMKG Kalsel Adhitya Prakoso.

Load More