Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Kamis, 28 Januari 2021 | 10:38 WIB
Ilustrasi nelayan dan hasil laut Indonesia. (Dok : Istimewa)

SuaraKalbar.id - Nelayan di Pulau Maya, Kayong Utara, Kalimantan Barat mengeluh kesulitan beli BBM atau bahan bakar minyak jenis solar.

Menurut M, seorang nelayan di Pulau Maya untuk mendapatkan solar, dia dan teman-teman harus membel ke tempat Bagan atau (penampung) tak jauh dari SPBU.

Tapi, di sana harga solar dipatok tinggi sehingga menjadi beban tersendiri bagi para nelayan.

"Kami nelayan yang dibawa 3GT seharusnya mendapatkan pelayanan dari pihak SPBU dengan harga subsidi, namun pada saat kami membutuhkan BBM jenis solar sering kali terjadi tidak ada dan jika pun ada harganya tinggi," ujarnya seperti dikutip dari Suarakalbar.co.id.

Baca Juga: Ditpolairud Polda Banten Bekuk Penyelundup Benih Lobster Senilai Rp6 Miliar

Ia mengeluhkan pelayanan SPBU kepada nelayan dibawah 3GT tidak sesuai dengan keputusan Bupati Kayong yang mana premium dipatok Rp 6.450, pertalite Rp 7.850 dan solar Rp 5.150 pe liter.

"Padahal bagan ndak jauh dari SPBU sekitar 5 meter jaraknya tapi mereka jual kadang seliter bisa mencapai Rp 8 ribu kadang Rp 6 ribu," katanya.

Sementara untuk penjualan BBM dari SPBU kemasyarakat nelayan diakuinya nota pembelian tidak dicantumkan harga satuan BBM hanya jumlah keseluruhannya saja.

Sejumlah nelayan mengantre menunggu pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. [Antara/Iggoy el Fitra]

"Dalam hal ini kami selaku masyarakat nelayan Pulau Maya bukan ingin memperkeruh suasana yang ada hanya meminta kepastian harga dan kami berharap kepada pemerintah Kayong Utara agar dapat mengambil langkah agar ke depan
nya pihak SPBU Kompak pelayanannya terhadap nelayan benar-benar sangat dirasakan manfaatnya," paparnya.

Dengan jarangnya ketersediaan solar, memberatkan nelayan Pulau Maya. Terlebih kondisi cuaca yang memerlukan tenaga jauh lebih besar terhadap kapal yang mereka gunakan agar dapat mencari ikan lebih banyak untuk dijual.

Baca Juga: Diberi Imbalan, Nelayan Sudah Temukan 3 Jasad Korban Sriwijaya Air 182 SJ

"Sudah jarang ada sekali ada mahal. Ini yang memberatkan kami," pungkasnya.

Terkait keluhan tersebut, anggota DPRD Kabupaten Kayong Utara Bung Tomo buka suara.

Dia meminta pengelola SPBU 3T (terdepan, terluar, terpencil) Pulau Maya bertindak. Bung Tomo berharap distribusi BBM ke Pulau Maya bisa lancar dan sesuai dengan harga yang ditentukan.

"Saya minta pihak SPBU 3T di Kecamatan Pulau Maya agar menjual BBM Subsidi ke nelayan dengan harga yang sudah di
tentukan pemerintah," ungkapnya saat dihubungi Suarakalbar.co.id, Rabu (27/1/2021).

Dia menegaskan pihak SPBU 3T harus melakukan pelayanan yang fungsional.

"Jangan seperti saat ini banyak nelayan Pulau Maya yang merasa kesulitan dan jangan hanya buka ketika minyak datang saja," tegasnya.

Sebelumnya, Pertamina untuk pertama kali mendistribusikan BBM ke Pulau Maya pada Juni 2020. Dikutip dari Antara, Pertamina membagian premium sebanyak 20 kiloliter dan solar 10 kiloliter melalui SPBU 3T. Sebelumnya masyarakat di Pulau Maya mengandalkan bensin eceran.

Load More