Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Rabu, 24 Maret 2021 | 07:23 WIB
Seorang Ibu rumah tangga memilih cabai rawit di Pasar Induk Rau Serang, Banten, Selasa (9/3/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

SuaraKalbar.id - Harga cabai di Kota Singkawang, Kalimantan Barat melonjak tinggi. Khususnya untuk cabai rawit harganya sampai menembus ratusan ribu rupiah per kilogram.

Harga cabai rawit mahal ini sudah terjadai selama beberapa pekan terakhir. Hal itu disampaikan oleh Kasi Distribusi Barang dan Perdagangan Luar Negeri Disperindagkop dan UKM Singkawang, Helmi Aswandi.

Dia mengatakan, menurut pengakuan para pedagang faktor cuaca yang tidak menentu sehingga banyak panen yang gagal menjadi penyebab harga cabai mahal.

Dengan kondisi itu, kata dia, dapat mempengaruhi stok cabai rawit di pasaran.

Baca Juga: Harga Semakin Pedas, Pedagang di Solo Juga Dihantam Isu Cabai Palsu

"Makanya untuk sekarang tidak begitu banyak stok cabai rawit di pasaran," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/3/2021).

"Sampai hari ini harga cabai rawit khususnya di tingkat eceran dijual seharga Rp 110 - 120 ribu per kilogram," sambungnya.

Helmi menyebut, selain cabai, sejumlah bahan makanan seperti sayuran kol atau kobis juga mengalami kenaikan harga. 

Para pedagang menjualnya di kisaran harga Rp18 - 20 ribu per kilogram. Padahal harga normalnya Rp 10 - 12 ribu per kilogram. 

Pedagang cabai merapikan cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (30/01).[Suara.com/Alfian Winanto]

Menurut pengakuan pedagang, jika sayur kol banyak didatangkan dari Pulau Jawa. Dimana dari tingkat agen harganya sudah tinggi, sehingga mempengaruhi harga jual ditingkat eceran. 

Baca Juga: Belum Panen, Harga Cabai Masih Mahal Jelang Ramadan

Kalau untuk komoditi yang lain, seperti telur ayam ras sudah mengalami penurunan harga. Dari Rp 25 - 26 ribu per kilogram, kini sudah turun menjadi Rp 23 - 24 ribu per kilogram. 

Begitu juga dengan ayam karkas, dari Rp 38 - 40 ribu per kilogram, sekarang sudah turun menjadi Rp 37 - Rp 38 ribu per kilogram. 

"Sedangkan untuk komoditas lain seperti beras, minyak goreng curah, gula pasir, kentang, wortel dan ikan sampai saat ini masih stabil," pungkasnya.

Load More