SuaraKalbar.id - Oknum kepala desa (kades) di Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat diduga melakukan aksi pencabulan terhadap seorang pelajar.
Aksi cabul pria berinisial F itu terbongkar usai mengirim surat cinta kepada korban. Dalam surat tersebut, dia meminta maaf kepada korban dan mengancam bunuh diri bila korban melaporkan perbuatannya.
"Terungkapnya peristiwa ini saat si kades mengirimkan surat cinta seperti jaman dulu kepada korban. Isinya, meminta korban tidak menceritakan aksinya. Jika itu dilakukan korban, kades mengancam akan bunuh diri dengan meminum racun," kata Iwan, kerabat korban saat melaporkan peristiwa ini ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AKB) Kubu Raya, Rabu (21/4/2021).
Iwan lantas membeberkan kronologi kades cabuli pelajar, yang ternyata kejadiannya sudah tahun lalu.
"Korban ini sekira pada September 2020 dibawa jalan-jalan oknum kades berkeliling. Sampai di perkebunan kelapa sawit, korban disetubuhi. Setelah itu, korban tidak pernah bercerita atas apa yang dialaminya. Dia hanya diam," kata Iwan
Setelah itu, pihak keluarga melakukan pendalaman. Ternyata sebelum dan sesudah kejadian, korban diancam dan intimidasi.
Korban juga diberi barang dan uang agar tidak menceritakan apa yang dialaminya kepada siapa pun. Karena itulah, korban bingung dan menutup rapat-rapat aib ini.
Korban juga takut ketika ia hamil dan siapa yang bertanggungjawab jika kades itu benar-benar bunuh diri setelah mendapat surat cinta.
"Dari surat inilah akhirnya semua terungkap pada Maret lalu. Sehingga pada 24 Maret kami langsung melaporkannya ke Polres Kubu Raya," tegas Iwan.
Baca Juga: Penyandang Disabilitas di Bawah Umur Jadi Korban Asusila Ayah Temannya
Iwan sejatinya adalah orang yang dipercayai bisa mendampingi orang tua korban untuk ke arah mana mencari keadilan. Selain bersama orangtua korban, Iwan juga Tumenggung Adat dan kerabat lainnya.
"Jadi, kedatangan kami ke DP3AKB inu untuk meminta pengawalan kasus tersebut agar dapat diselesaikan secara hukum," tegasnya.
Usai dari DP3AKB, pihak keluarga korban menuju ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Pemdes) Kubu Raya yang terletak persis di depannya.
Di Dinas Pemdes ini, pihak keluarga korban meminta agar F segera dicopot dari jabatan sebagai kades.
"Harusnya sebagai pejabat mengayomi bukannya merusak. Kami sangat tidak setuju dan minta segera diproses hukum. Sudah kami laporkan juga ke Polres Kubu Raya," pinta OY, ayah korban.
Warga lain yang ikut mendampingi, Matius Slamet menilai, perbuatan oknum kades telah meresahkan masyarakat kampung, sehingga harus ada hukum negara yang ditegakkan setimpal dengan perbuatan.
"Dampaknya di masyarakat terjadi pro kontra. Ada yang senang ada yang tidak senang. Makanya perlu ada keadilan dan kepastian hukum," pintanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Sungai Brantas Mau Bebas Sampah Popok? Inovasi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Harapan Baru
-
Libur Panjang Maulid Nabi 2025? BRImo Solusi Liburanmu
-
BRI Beri Apresiasi, Direksi Kunjungi Nasabah di Berbagai Daerah pada Hari Pelanggan Nasional
-
Bantuan Modal BRI Ubah Nasib Warung Pecel Sederhana Jadi Kuliner Legendaris di Kota Batu
-
BRImo Tawarkan Voucher Spesial dari Ratusan Merchant Pilihan